Langkah ini membuka jalan bagi berdirinya Onderafdeeling Banjoeasin en Koeboestrekken.
Menariknya, kehadiran perkebunan modern Belanda dianggap tidak mengganggu tatanan produksi karet tradisional. Sebaliknya, hal ini malah memunculkan dinamika kapitalis ekonomi di Keresidenan Palembang.
Masyarakat setempat tidak hanya diperkenalkan pada mesin-mesin industri modern dan canggih, tetapi juga menyaksikan adanya dualitas antara produksi karet tradisional dan modern.
Meskipun sebagian masyarakat memilih untuk tetap bertahan dengan pola produksi karet secara tradisional, perubahan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan sejarah masyarakat Sumatera yang menuju arah modernisasi ekonomi dan pertanian.
BACA JUGA:Oh Ternyata Inilah Sejarah Terbentuknya Desa di Indonesia, Kamu Sudah Tau?
Sebuah cermin dari masa lalu yang menggambarkan kompleksitas transformasi budaya dan ekonomi di Indonesia.*