Kerja Sama TikTok dan GOTO Tidak Monopoli, Pengamat Ekonomi Digital Angkat Suara
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Pengamat ekonomi digital, Ignatius Untung, menilai bahwa kerja sama antara TikTok dan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) tidak akan mengakibatkan monopoli di industri e-commerce Indonesia.
Menurutnya, masih ada sejumlah e-commerce kecil yang cukup kuat, dan jika pangsa pasar semua e-commerce selain Tokopedia digabungkan, nilai pasar tersebut masih melebihi 30%.
Ignatius Untung, yang juga mantan Ketua Indonesia e-Commerce Association (idEA), menyatakan bahwa gabungan GOTO dan TikTok tidak dapat dianggap sebagai monopoli, mengingat masih ada pesaing kuat seperti Shopee, Lazada, Blibli, dan Bukalapak.
Dalam pernyataannya pada Rabu (6/12/2023), ia menjelaskan bahwa pangsa pasar keduanya tidak mencapai 75%, yang dianggap sebagai ambang batas monopoli menurut Undang-undang No.5/1999.
BACA JUGA:Melonjak Tinggi: Saham Prajogo Pangestu Pimpin Rally, IHSG Sentuh 7.159,59 pada Perdagangan Hari Ini
Ignatius juga mencatat bahwa penutupan TikTok Shop telah membuat pangsa pasar TikTok dalam kategori e-commerce saat ini menjadi 0%.
Ia menambahkan bahwa potensi monopoli lebih besar terjadi jika ada kerja sama antara Tokopedia dan Shopee, meskipun ia ragu apakah pangsa pasar keduanya mencapai 75%.
Meskipun demikian, Ignatius mengakui bahwa kerja sama antara TikTok dan GOTO akan memberikan tekanan berat kepada e-commerce lainnya.
Ia menyoroti bahwa Tokopedia sendirian saja sudah mampu membuat banyak e-commerce lain merasa terancam.
BACA JUGA:Rupiah Jumat Siang Menguat ke Rp15.499/USD; Dollar di Asia Menurun. Yen Jepang Melejit
Namun, ia mencatat bahwa saat ini hanya Shopee yang mampu bersaing dengan Tokopedia secara seimbang.
Informasi terbaru menyebutkan bahwa ByteDance, induk perusahaan TikTok, telah sepakat untuk menjalin kerja sama dengan GOTO.
Ini akan menjadi investasi pertama yang dilakukan oleh TikTok.