Konflik Palembang Pasca-Perang Dunia II: Perjuangan dan Baku Tembak Antar Sekutu dan Republik Indonesia

Sabtu 09-12-2023,21:53 WIB
Editor : Dio Nidas

 Konflik Palembang Pasca-Perang Dunia II: Perjuangan dan Baku Tembak Antar Sekutu dan Republik Indonesia

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - 12 Oktober 1945 Setelah meredanya perang dunia kedua, tentara sekutu melakukan ekspansi ke berbagai wilayah bekas jajahan tentara Jepang di Indonesia.

Salah satu kota yang berhasil mereka capai adalah Palembang pada tanggal 12 Oktober 1945 di bawah komando Letnan Jenderal Carmichael bersama para tentara Belanda (NICA).

Pasukan sekutu ini tidak hanya mengamankan wilayah, tetapi juga melindungi kedatangan pasukan Belanda yang terus bertambah, terutama setelah sekutu meninggalkan Palembang pada Maret 1946 dan menyerahkan kendali kota ini kepada tentara Belanda.

Konflik di Palembang mulai memuncak ketika Belanda menginginkan agar kota ini segera dikosongkan. Namun, permintaan tersebut menemui penolakan keras dari seluruh rakyat Palembang.

BACA JUGA:Kisah Pilu! Tugu Abel Tasman Pendaki Gunung Marapi 1992, Penuh Cerita dan ini Kisahnya !

Pada 1 Januari 1947, konflik mencapai titik kritis dengan baku tembak di wilayah Palembang Ilir dan serangan terhadap markas Barisan Pemberontak Republik Indonesia (BPRI) di Jalan Tengkuruk.

Sejumlah tokoh penting memimpin pertempuran dari pihak tentara dan pejuang Indonesia, antara lain Kolonel Maludin Simbolon, Letnan Kolonel Bambang Utoyo, Mayor Rasyad Nawawi, dan Kapten Alamsyah.

Pertempuran ini tidak hanya merupakan konflik fisik antara dua kekuatan militer, tetapi juga mencerminkan semangat perlawanan dan keinginan kuat rakyat Palembang untuk mempertahankan kemerdekaan mereka.

Penolakan terhadap permintaan Belanda untuk mengosongkan kota menjadi puncak perlawanan yang dilakukan dengan gagah berani oleh para pejuang Indonesia.

BACA JUGA:Sejak 11 Ribu Tahun Lalu, Gua Tertua di Sumatera Selatan, Rumah Nenek Moyang Orang Sumatera, Lihat Yuk !

Kolonel Maludin Simbolon dan rekan-rekannya berhasil mempertahankan wilayah Palembang dengan penuh semangat patriotik.

Meskipun pasukan Belanda lebih unggul secara militer, semangat juang yang tinggi dari pihak Indonesia mampu menahan serangan tersebut.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa kekuatan rakyat yang bersatu dapat mengatasi segala tantangan, bahkan dihadapkan pada kekuatan militer yang lebih besar.

Kategori :