Performa Harga Saham BBCA dan BBNI Lesu Meski Catat Laba Bersih Jumbo

Performa Harga Saham BBCA dan BBNI Lesu Meski Catat Laba Bersih Jumbo

Performa Harga Saham BBCA dan BBNI Lesu Meski Catat Laba Bersih Jumbo-Foto:google/net-

Performa Harga Saham BBCA dan BBNI Lesu Meski Catat Laba Bersih Jumbo

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mengalami penurunan kinerja harga saham pada periode perdagangan 22 Januari 2024 hingga 26 Januari 2024, meskipun keduanya mencatatkan laba bersih yang signifikan.

Menurut data dari RTI Business, harga saham BBCA ditutup di level Rp9.350 per lembar, mengalami penurunan sebesar 1,58% pada perdagangan akhir pekan dan merosot 2,86% selama seminggu.

Sementara itu, harga saham BBNI turun 1,36% dalam sepekan dan ditutup di level Rp5.425 per lembar.

Meskipun harga saham BBCA dan BBNI mengalami penurunan, keduanya mencatatkan laba bersih yang mengesankan selama tahun 2023.

BACA JUGA:Saham FORU Melonjak 117,78%, Raih Juara Top Gainers Minggu Ini

BBCA melaporkan laba bersih sebesar Rp48,6 triliun, naik 19,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), sementara BBNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp21,11 triliun dengan pertumbuhan 14,23% yoy.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, menyatakan bahwa kinerja perusahaannya tetap terjaga di tengah tekanan inflasi global dan sensitivitas geopolitik, dengan ekonomi domestik yang stabil.

Royke Tumilaar, Direktur Utama BNI, menyebut bahwa BNI berhasil mencapai kinerja positif dan berkelanjutan selama tiga tahun terakhir, yang menjadi titik balik dalam memperkuat fondasi bisnis BNI.

Meskipun demikian, harga saham kedua bank tersebut mengalami pelemahan beberapa waktu terakhir.

BACA JUGA:Wall Street Ditutup Bervariasi, Dow Jones Naik, S&P 500 dan Nasdaq Turun

Menurut Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, pelemahan ini terjadi karena aksi profit taking, terutama setelah euforia penurunan suku bunga acuan mereda.

Bank Indonesia memutuskan untuk tetap menahan suku bunga acuan di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur periode 16-17 Januari 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: