Waspada Kekeringan Parah Juni-September 2023

Waspada Kekeringan Parah Juni-September 2023

Dampak musim kemarau Juni-September, mempengaruhi para petani gagal panen--Net.

SUMEKSRADIO.DISWAY.ID- Waspada Kekeringan Parah Juni-September 2023, Indonesia dipediksi mengalami musim kemarau panjang, hal ini terjadi karena dampak pola cuaca El Nino.

Hal ini juga menyebabkan beberapa daerah mengalami kekeringan, gagal panen dan yang terburuk adalah kebakaran hutan dan lahan.

BACA JUGA:Pilot Susi Air Tak Kunjung Bebas, Susi : Saya Cuci Luka Anak Papua

Kepala BMKG Indonesia, Dwikorita Karnawati mengatakan hal tersebut juga dapat dilihat dari cuaca yang saat ini mengalami panas ekstrem, akibat Dampak El-Nino. Beberapa daerah di Indonesia mengalami suhu cuaca yang ekstrem.

"Meihat dari data yang kami miliki. Dampak El Nino dimulai pada bulan Juni. Dan akan mempengaruhi hampir di seluruh wilayah Indonesia dan memburuk hingga September," Jelasnya.

Waspada Kekeringan Parah Juni-September 2023

Dalam sebuah telekonferensi, dia juga menjelaskan dampak El Nino akan menyebabkan Kekeringan parah di pulau-pulau utama Indonesia, dengan kemungkinan tidak ada hujan atau hanya 30% dari jumlah biasanya.

BACA JUGA:Musibah Kereta Api India : Korban Hilang- Klaim Jenazah Ganda

Selain Karhutbunla, juga berdampak pada ketersediaan air tanah pada pertanian dan irigasi.

Dirinya mengimbau kepada pemangku kepentingan untuk mitigasi resiko kekeringan dengan teknologi yang ada.

"Kita harus sangat berhati-hati," ujarnya.

Beberapa tahun yang lalu, ditahun 2919 Indonesia pernah dihadapkan musim kering sepanjang april hingga oktober, yang mana pada tahun tersebut kabut asap turut menyelimuti sebagai wilayah pulau-pulau yang paling banyak hutan.

Kabut asap tersebut juga menyebar hingga keluar negara.

Beberapa analis lain dalam sebuah penelitian menyebutkan tnda-tanda awal cuaca panas dan musim kering akibat dampak dari El Nino juga diprediksi akan mengancam produsen makanan di seluruh Asia.

Produksi tersebut misalnya bahan pokok minyak sawit dan beras kemungkinan akan mengalami penurunan di Indonesia dan Malaysia dengan pasokan 80% minyak kelapa sawit dunia termasuk Thailand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: