Tucuxi Kisah 'Si Lumba-Lumba' Listrik Indonesia yang Mendobrak Batas Teknologi

​Keunggulan terbesar Tucuxi adalah nilai historisnya sebagai ikon kebangkitan mobil listrik buatan Indonesia pada dekade 2010-an.

Kehadirannya, meskipun berakhir dengan kontroversi dan kecelakaan, berhasil membuktikan kepada publik dan dunia bahwa insinyur Indonesia memiliki kemampuan untuk merancang dan mengintegrasikan teknologi kendaraan listrik dengan performa tinggi, setara dengan mobil sport global.

​2. Performa Sport dengan Jarak Tempuh Fantastis di Masanya

​Dengan motor 268 HP dan klaim kecepatan puncak hingga 200 km/jam, Tucuxi menawarkan performa yang mendebarkan.

Yang lebih menonjol adalah klaim jarak tempuhnya yang mencapai lebih dari 400 km dalam sekali pengisian penuh.

Pada tahun 2012, jarak tempuh (jangkauan) sejauh itu adalah pencapaian yang sangat maju untuk teknologi baterai saat itu, menempatkan Tucuxi di garis depan inovasi daya tahan.

BACA JUGA:Mobil Listrik Anyar Honda Debut di China, Bawa Desain Futuristik dan Fitur Modern

BACA JUGA:Intip Yuk! Hyundai dan Kia: Pemain Kunci dari Korea Selatan di Pasar Mobil Listrik Indonesia!

​3. Bobot Ringan Berkat Material Carbon Fiber

​Penggunaan material Aramid-Carbon Fiber Composite pada bodi adalah keputusan desain yang mahal namun krusial.

Material ini membuat bobot mobil hanya sekitar 1,1 ton.

Bobot yang ringan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi energi baterai, tetapi juga memaksimalkan akselerasi dan handling (penanganan) mobil sport, memberikan keunggulan teknis signifikan dibandingkan mobil sekelasnya yang mungkin masih menggunakan rangka dan bodi logam konvensional.

​Meskipun Tucuxi gagal mencapai tahap produksi massal karena berbagai hambatan birokrasi dan insiden kecelakaan saat uji coba, warisan yang ditinggalkannya (beserta mobil penerusnya seperti Selo) telah membuka jalan dan memicu kesadaran akan potensi mobil listrik di Indonesia.

Sumber: