Masyaallah Ternyata Begini Perjalanan Keagamaan Masyarakat Minangkabau!

Masyaallah Ternyata Begini Perjalanan Keagamaan Masyarakat Minangkabau!

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Masyarakat Minangkabau, terkenal dengan budaya matrilineal mereka yang khas dan desain arsitektural yang unik, saat ini sebagian besar adalah penganut agama Islam.

Keyakinan mereka sangat terkait erat dengan identitas mereka, dan segala penyimpangan dari agama Islam sering kali dianggap sebagai keluarnya dari komunitas Minangkabau itu sendiri.

Dalam istilah lokal, tindakan ini disebut sebagai "dibuang sepanjang adat," yang berarti diusir sesuai dengan tradisi.

Kepercayaan Islam diyakini masuk ke wilayah Minangkabau melalui daerah pesisir timur, meskipun ada klaim bahwa ia juga masuk dari barat, terutama di daerah Pariaman.

Namun, wilayah Arcat, yang mencakup Aru, Rokan, dan Inderagiri di sepanjang pantai timur, adalah tempat Islam mulai mendapatkan pengaruh.

BACA JUGA:Penemuan Pecahan Kapal di Mariana Banyuasin, Bukti Warisan Sejarah Kerajaan Sriwijaya di Indonesia

Daerah ini juga berfungsi sebagai pelabuhan utama Minangkabau, dengan sungai seperti Sungai Kampar dan Batang Kuantan berawal di daerah pedalaman Minangkabau.

Sesuai dengan pepatah setempat, "Adat manurun, Syarak mandaki," yang berarti adat turun-temurun dari pedalaman ke pesisir, sedangkan agama (Islam) datang dari pesisir ke pedalaman.

Frasa ini erat kaitannya dengan penggunaan istilah "Orang Siak," yang merujuk pada individu yang taat dan berpengetahuan dalam Islam, yang masih digunakan di dataran tinggi Minangkabau.

Sebelum diterimanya Islam secara luas, terdapat bukti arkeologis bahwa masyarakat Minangkabau mempraktikkan agama Buddha, terutama pada masa pemerintahan kerajaan Dharmasraya.

BACA JUGA:Ternyata, Danau Ranau Punya Rahasia yang Tersembunyi: Misteri Pohon Ara dan Mitos Asal-usulnya

Hal ini berlanjut hingga masa pemerintahan Adityawarman dan anaknya Ananggawarman.

Sumber: