Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Hari ini Berpotensi Sideways Setelah Pelemahan Kemarin!

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Hari ini Berpotensi Sideways Setelah Pelemahan Kemarin!

Indeks Bisnis-27 Ditutup Melemah, Saham INKP, ICBP, dan MDKA Terpantau Melemah-Foto:google/net-

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Hari ini Berpotensi Sideways Setelah Pelemahan Kemarin!

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Pada hari Jumat, tanggal 20 Oktober 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak secara mendatar (sideways) setelah mengalami pelemahan pada sesi perdagangan sebelumnya.

Pada Kamis, 19 Oktober 2023, IHSG tergelincir ke zona merah dengan penurunan sebesar 1,18%, mencapai level 6.846,42.

Penurunan ini sejalan dengan keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga menjadi 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada hari yang sama.

Menurut Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, peningkatan suku bunga BI merupakan langkah antisipasi terhadap meningkatnya risiko ketidakpastian di arena ekonomi dan keuangan global, yang semakin diperparah oleh ketegangan geopolitik yang meningkat.

BACA JUGA:Hebat Banget Sih! Barito Renewables Energy Melesat ke Posisi Keempat Pasar Saham, Salip Bank Mandiri

Analisis memproyeksikan IHSG akan mengalami konsolidasi di kisaran level pivot antara 6.830 dan 6.850 pada hari ini.

Valdy juga menyoroti bahwa level resisten IHSG terletak di 6.930, sementara level pivot berada di 6.875 dan level support di 6.830.

Kenaikan suku bunga BI disambut sebagai upaya untuk memulihkan stabilitas nilai tukar rupiah, yang mengalami pelemahan sebesar 0,54% ke level Rp15.810 per dolar AS pada Kamis, 19 Oktober 2023.

Di sisi global, pelemahan Wall Street berlanjut seiring dengan pernyataan Kepala The Fed, Jerome Powell, yang menganggap tingkat inflasi di Amerika Serikat masih terlalu tinggi.

BACA JUGA:RGAS Siap Menjadi Penyelamat! Mendukung Pemerintah dalam Mewujudkan Jaringan Gas Indonesia yang Lebih Luas dan

Pernyataan tersebut menguatkan pandangan sebelumnya bahwa The Fed mungkin perlu menjaga suku bunga acuan pada tingkat yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Dampak dari situasi ini adalah kemungkinan perlambatan pertumbuhan ekonomi di semester kedua tahun 2023 dan tahun 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: