Perjalanan Singkat Sang Legenda Campursari, Alm Cak Diqin Karyamu Akan Selalu Dinikmati Sepanjang Masa!
Perjalanan Singkat Sang Legenda Campursari, Alm Cak Diqin Karyamu Akan Selalu Dinikmati Sepanjang Masa-foto: google/net-
Sang maestro terpaksa menjalani sesi cuci darah sebanyak dua kali dalam seminggu sebagai bagian dari upaya medis untuk menjaga kesehatannya.
BACA JUGA:Akhirnya Usai Dikira Pro Israel, Felicya Angelista Minta Maaf dan Ini Katanya !
Meskipun berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya, Cak Diqin tetap memberikan penampilan terakhirnya dalam sebuah konser pada 31 Oktober 2023 di Karanganyar.
"Cak Diqin selalu baik, selalu ngemong, berangkat bareng dari TVRI Semarang, selalu memberikan ilmu untuk saya, nasihat, pokoknya harus nguri-uri kebudayaan," kenang Whawin Laura sambil menyiratkan kehangatan dan kebijaksanaan yang dimiliki oleh mendiang Cak Diqin.
Perjalanan Sejati Sang Legenda
Cak Diqin, yang lahir dengan nama Muhammad Shodiqin pada 15 April 1964, adalah sosok yang tak hanya dikenal melalui suara emasnya, tetapi juga melalui dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa terhadap musik campursari di Indonesia.
BACA JUGA:Penyanyi Senior Muchsin Alatas Meninggal! Titiek Sandhora Langsung Beri Klarifikasi, ini Katanya !
Ia menemukan cinta pada seni musik sejak dini dan dengan cepat mampu menaklukkan hati penikmat musik campursari.
Pada usia yang masih muda, Cak Diqin menemukan pasangan hidupnya, Nyimut Sri Lestari, dengan siapa ia membangun rumah tangga bahagia.
Dari pernikahan mereka, Cak Diqin dikaruniai empat anak, yaitu Muhammad Fajrul Khadafi, Muhammad Sunan Alit, Salsabila Hananti, dan Renik Nada Lokananta, yang turut merasakan kehilangan mendalam atas kepergian sang ayah.
Selain dikenal sebagai penyanyi, Cak Diqin juga mendapatkan pengakuan melalui sejumlah penghargaan, termasuk "Karya Produksi Terbaik Bidang Lagu Berbahasa Daerah" dari AMI Awards 2006 bersama Ami Ds.
BACA JUGA:Tangga Lagu, 5 Musik Indonesia Terpopuler di Periode November 2023 ini, Mari Kita Lihat !
Prestasinya semakin diperkuat dengan sejumlah rekor MURI yang berhasil diraihnya, seperti pentas campursari tanpa henti selama 33 jam, 33 menit, 33 detik pada tahun 2007.
Kepergian Cak Diqin juga meruntuhkan sejarah panjang di dunia campursari.
Sebagai ketua CCI (Campursari Cak Diqin Indonesia), mendiang maestro memimpin serangkaian acara tanpa henti demi melestarikan budaya campursari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: