Harga Tak Sampai Puluhan Juta Lagi. Namun Tetap Ada Peminat

Harga Tak Sampai Puluhan Juta Lagi. Namun Tetap Ada Peminat

Masih di Minati : Tren Baru Akik Masih Diminati Meski Sudah Jauh jatuh menurutn-Foto : BERRY SUBHAN PUTRA-

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE-Lima sampai tujuh tahun silam batu akik sangat diminati pecinta cincin metropolis bahkan tanah air. Seiring berjalan  waktu, baru akik layaknya sekedar tren semata. Bukan seperti logam mulia emas hingga titanium meski harganya tergolong fruktuatif. 

 

Kali ini, sumeksradioonlinenews mencoba gali batu batu akik asal metropolis hingga Baturaja. Meski pada umumnya berbahan dasar batu sama dengan warna berbeda. Namun nama bisa dibuat dan dibedakan dalam proses pembuatan. 

 

Umumnya, jenis batu yang paling sering dicari pecinta batu akik yakni batu akik jenis Bacan. Namun, selain batu akik jenis Bacan, batu akik yang berasal dari Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel), seperti spritus, merah darah, sankis, solar, dan lavender. "Kita dulu sering juara kontes di pulau Jawa,"ujar pedagang dan juga kolektor batu akik, Muhammad Zaenal (3/1).

BACA JUGA:Dipercaya Miliki Kekuatan Magis. Hingga Orang Besar Memakai Batu Akik Ini.

Ia mengatakan, baru akik sempat banyak ditawar dari para kolektor. Mulai dari tawaran Rp 50 juta dan hingga Rp 75 juta. Namun saat ini harga pasar sudah turun drastis. "Tapi normallah kalau tidak musim lagi. Ya bisa 1 sampai 2 juta saja. Kalau dulu sampai puluhan juta,"tuturnya.

 

Lanjutnya, salah satu batu spritus biru mizone sudah sangat sulit dicari. Akan tetapi, pihaknya bisa menjual meski sudah tidak banyak pencarian batu sudah mulai jarang. 

BACA JUGA:IHSG Capai Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah di Awal Tahun 2024

"Kalau batu spritus biru mizone ini Memang berasal dari Sumsel. Ada juga yang memang dari dulu harganya sudah mahal. Selain itu, batu ini juga susah didapat karena sudah mengalami kelangkaan," ujar pria akrab disapa Ayah Cinde ini.

 

Ia menuturkan, membuat tren baru akik sebenarnya mudah. Pihaknya butuh tempat besar sejenis pameran bagi para pedagang. Termasuk pihak media kembali gemakan gaung batu akik seperti dulu. "Dulu ada Pak Kaeyeser yang merangkut pedagang batu akik. Tapi sudah jarang kali ini," tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: