1 Lembar Seharga 800 Ribu Rupiah! Kisah Mata Uang BARONG Berwajah Candi Borobudur, Seni yang Tak Ternilai!

1 Lembar Seharga 800 Ribu Rupiah! Kisah Mata Uang BARONG Berwajah Candi Borobudur, Seni yang Tak Ternilai!

Kisah Mata Uang BARONG Berwajah Candi Borobudur, Seni yang Tak Ternilai!--

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Pada tahun 1975, Indonesia menjadi saksi pemugaran monumental yang mengubah wajah Candi Borobudur menjadi keajaiban seni tak ternilai.

Dalam prosesnya, lahirlah mata uang khusus Seri BARONG (Kalakirtimukha), menjadi daya tarik utama bagi para kolektor dengan harga setinggi 800 ribu rupiah per lembar dalam kondisi prima.

Kisah ini membawa kita menelusuri perjalanan sejarah yang membentang dari masa pembangunan candi hingga ke pengakuan internasional dan keterlibatan negara lain dalam menjaga warisan budaya Indonesia.

Borobudur, dengan usianya yang melampaui 1.200 tahun, dibangun selama lebih dari 75-100 tahun dan akhirnya rampung pada masa pemerintahan Raja Samaratungga pada tahun 825 Masehi.

BACA JUGA:Ayam Kampung Kuliner Desa yang Mencuri Hati dengan Tradisi Ternak yang Autentik

Keberadaan bangunan suci ini pertama kali tercatat dalam naskah Nagarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 M, menciptakan warisan budaya yang mempesona dari Kerajaan Majapahit.

Mengintip ke dalam rahasia Borobudur, kita menemukan kekayaan seni yang luar biasa. Sebanyak 2.672 panel relief memperkaya dinding-dindingnya, terbagi menjadi dua jenis utama: panel hias kipas dan naratif.

Dari jumlah tersebut, 1.460 panel narasi dengan sebelas baris membentang mengelilingi monumen, membentuk kisah epik yang melibatkan ribuan karakter dan peristiwa.

Total panjang relief ini mencapai lebih dari 3.000 meter, menghadirkan kisah kehidupan sehari-hari, kebijaksanaan Buddha, dan perjalanan rohaniah yang mendalam.

BACA JUGA:Mengarungi Misteri Antu Banyu! Jejak Mistis Sungai Musi yang Menyentuh Jiwanya Palembang

Tahun 1896 membawa babak baru dalam perjalanan Borobudur ketika Raja Thailand, Chulalongkorn, menunjukkan minatnya untuk memiliki beberapa bagian dari candi ini.

Pemerintah Hindia Belanda, yang saat itu menguasai wilayah tersebut, memberikan izin dan menghadiahkan delapan gerobak penuh patung serta bagian bangunan Borobudur.

Artefak berharga ini termasuk patung singa yang gagah dan dwarapala yang kokoh, kini diabadikan di Museum Nasional Bangkok, Thailand.

Keputusan memberikan bagian dari Borobudur kepada Raja Thailand pada masa itu menimbulkan sejumlah perdebatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: