Ratusan Hektar Sawah Terendam! Petani Lempuing OKI di Ambang Kehancuran?

Sejak tiga hari terakhir, ratusan hektar sawah milik warga di empat desa dalam Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), terendam banjir. -foto: google-
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Sejak tiga hari terakhir, ratusan hektar sawah milik warga di empat desa dalam Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), terendam banjir.
Adapun keempat desa yang terdampak adalah: Desa Sumber Makmur dengan 46 hektar, Desa Kepayang 100 hektar, Desa Mekar Jaya 150 hektar, dan Desa Tebing Suluh 60 hektar.
Banjir yang merendam area persawahan ini diduga merupakan kiriman dari sungai di Kabupaten OKU Timur yang kerap meluap saat musim hujan tiba.
Kondisi semakin diperparah oleh tingginya intensitas curah hujan selama hampir sepekan terakhir.
BACA JUGA:Mudah Temukan Agen BRILink di Sumsel: Langkah Cerdas Akses Layanan BRI!
Selain itu, sistem drainase yang kurang optimal membuat air sulit surut dengan cepat, memperpanjang genangan di lahan pertanian.
Petani Terancam Gagal Panen
Sumanto, salah satu warga Lempuing, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak banjir ini.
"Jika kondisi ini terus berlanjut, petani terancam puso atau gagal panen, yang tentu saja akan menyebabkan kerugian besar," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari video berdurasi 5 menit 20 detik yang dikirimkan warga setempat, banjir di Desa Sumber Makmur telah berlangsung sejak tiga hari lalu hingga Rabu (26/2) siang.
Ketinggian air bervariasi, bahkan mencapai 100 cm atau setinggi dada orang dewasa.
BACA JUGA:ini Hasil Rapat Koordinasi Aktivasi Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel
BACA JUGA:Herman Deru Optimis Hadapi Pilgub Sumsel, Siap Head to Head atau Banyak Calon
Tidak hanya merendam sawah, banjir juga mengganggu aktivitas sehari-hari warga karena beberapa jalan desa ikut terendam.
Husen, seorang petani di Desa Sumber Makmur, juga membenarkan kondisi tersebut.
"Sawah kami yang ditanami padi terendam banjir. Banyak tanaman petani yang kini terancam mati," katanya saat dihubungi wartawan, Rabu (26/2) sore.
Berdasarkan data dari kelompok tani setempat, luas sawah yang terdampak banjir mencapai 46 hektar.
"Saat ini, tanaman padi sedang dalam fase bunting dan mulai keluar malai. Jika terus terendam, hasil panen kami akan gagal," tambah Husen.
BACA JUGA:PJ. Bupati Banyuasin Raih Penghargaan PWI Sumsel 2024: Kolaborasi Membangun Informasi yang Berkualitas
Selain padi yang terancam gagal panen, petani juga menghadapi tantangan lain, seperti harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya bantuan bibit unggul yang tahan terhadap kondisi ekstrem.
Dalam kondisi seperti ini, banyak petani yang mulai khawatir tidak bisa menutup modal pertanian mereka.
Karena itu, warga berharap perhatian dari pemerintah daerah dan provinsi, baik eksekutif maupun legislatif, untuk memberikan bantuan kepada petani terdampak.
"Kami memohon agar dinas dan instansi terkait segera turun tangan membantu petani yang mengalami kerugian akibat banjir ini," pintanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: