Dilakukan saat air surut akibat musim kemarau, masyarakat Musi Banyuasin bersatu untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang menghubungkan mereka dengan warisan nelayan tradisional.
BACA JUGA:R. Ahmad Abusamah, Bupati Pertama Muba dan Kepemimpinannya, Sudah Tau Daftar Nama Bupati Lainnya?
Bekarang bukan sekadar kegiatan menangkap ikan, tetapi juga menjalin kebersamaan di sepanjang sungai-sungai lokal.
3. Ningkuk
Tradisi Ningkuk menjadi sorotan pada malam menjelang resepsi pernikahan. Sebuah pertemuan muda mudi dihiasi dengan cangkir beras atau selendang yang beredar diiringi musik.
Saat musik berhenti, siapa pun yang memegang selendang harus menjalani "hukuman" seperti menari berpasangan, merayu lawan jenis, atau berpantun.
Ningkuk bukan hanya perayaan, tetapi juga sarana positif untuk bersosialisasi, bertanggung jawab, dan mengasah kecekatan.
4. Sedekah Rami (Bumi)
Sedekah Rami (Bumi) adalah perayaan rasa syukur masyarakat Musi Banyuasin kepada Sang Pencipta atas limpahan rezeki.
Tradisi ini mencerminkan kekentalan adat istiadat dan nilai kebudayaan di daerah tersebut.
Masyarakat berkumpul untuk memberikan sedekah, bersyukur, dan berdoa agar terhindar dari musibah.
Sedekah Rami tidak hanya sebuah acara, melainkan manifestasi penghargaan dan keterhubungan antara manusia dan alam.
4 tradisi ini membuktikan bahwa di balik keindahan alam Kabupaten Musi Banyuasin, terdapat warisan budaya yang patut dilestarikan.
Dengan tetap menjaga dan meneruskan tradisi-tradisi ini, masyarakat setempat tidak hanya melestarikan kearifan lokal, tetapi juga memperkaya kehidupan sosial dan budaya mereka.*