Obat herbal yang diekstraksi biasanya memiliki konsentrasi yang tinggi, yang bisa menyebabkan interaksi yang berbahaya dengan obat medis antikoagulan.
Interaksi ini dapat mengganggu efektivitas obat medis dan berpotensi menimbulkan komplikasi serius.
"Konsentrasi tinggi pada ekstrak herbal dapat meningkatkan risiko pendarahan atau mengurangi efektivitas obat antikoagulan," jelas Dr. Suryani.
Pentingnya Konsultasi Medis
PDPOTJI menekankan pentingnya konsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk mengonsumsi obat herbal, terutama bagi penderita stroke yang sedang dalam perawatan medis.
Konsultasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa penggunaan obat herbal tidak akan mengganggu pengobatan yang sudah ada dan tidak menyebabkan efek samping yang berbahaya.
Dr. Budi Santoso, spesialis penyakit dalam, menyarankan agar penderita stroke selalu berbicara dengan dokter sebelum mencoba pengobatan alternatif.
"Dokter dapat membantu menentukan jenis dan dosis obat herbal yang aman untuk dikonsumsi bersamaan dengan obat medis.
Jangan pernah mengambil keputusan sendiri tanpa saran profesional," katanya.
BACA JUGA:Temukan 8 Rahasia Kesehatan dari Pisang yang Mesti Kamu Ketahui!
Pengalaman Penderita Stroke dalam Menggunakan Obat Herbal
Ibu Nurhayati, 58 tahun, seorang penderita stroke yang telah mencoba berbagai jenis pengobatan, berbagi pengalamannya.
"Awalnya saya mencoba berbagai obat herbal tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Namun, setelah merasa efek samping yang tidak diinginkan, saya memutuskan untuk berkonsultasi.
Ternyata, ada beberapa herbal yang tidak boleh dikonsumsi bersama dengan obat medis saya," ujarnya.