SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Sumatera Selatan menghadapi peningkatan signifikan dalam kasus HIV/AIDS pada tahun 2024. Dari Januari hingga Mei, jumlah kasus mencapai 409 orang, dengan mayoritas berada di usia muda dan terkonsentrasi di Palembang.
Dari 409 kasus tersebut, 295 adalah infeksi baru HIV dan 114 adalah kasus AIDS.
Ira Primadesa, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, mengungkapkan bahwa angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun 2021, tercatat 321 kasus, pada 2022 sebanyak 639 kasus, dan pada 2023 mencapai 846 kasus.
BACA JUGA:Oso Ceritakan Julukan Unik & Kelebihan Religius Hamzah Haz - Temukan Kisah Lengkapnya Disini!
BACA JUGA:Selamat Jalan, Hamzah Haz! Inilah Kenangan Hangat dari Sahabat Terdekat Wakil Presiden RI ke-9
"Jumlah kasus tahun ini sampai Mei sebanyak 409 orang. Jumlah infeksi baru (insiden) HIV Stadium I dan II sebanyak 295 orang, sedangkan infeksi AIDS 114 orang," ujar Ira pada Kamis (25/7/2024).
Palembang menjadi kota dengan jumlah kasus terbanyak, yaitu 221 orang, dengan 172 kasus HIV dan 49 kasus AIDS. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya di Sumatera Selatan.
Lubuklinggau tercatat memiliki 26 kasus (14 HIV dan 12 AIDS), Ogan Komering Ulu (OKU) Timur 23 kasus (10 HIV dan 13 AIDS), Banyuasin 19 kasus (17 HIV dan 2 AIDS), dan Prabumulih 19 kasus (16 HIV dan 3 AIDS).
Ira menjelaskan bahwa kelompok usia 20-29 tahun menjadi yang paling banyak terinfeksi, dengan 154 kasus, disusul oleh kelompok usia 30-39 tahun dengan 130 kasus.
BACA JUGA:Motor Listrik Alva N3 Resmi Meluncur di GIIAS 2024 dengan Harga Menggiurkan
BACA JUGA:Pentingnya Kepatuhan terhadap Peraturan Lalu Lintas! ini Penyebab Kecelakaan di Jalan Soekarno-Hatta
Menurutnya, perilaku hubungan seks yang tidak aman, baik heteroseksual maupun homoseksual, menjadi penyebab utama meningkatnya kasus ini.
Dinas Kesehatan Sumatera Selatan terus melakukan edukasi dan deteksi dini pada orang-orang yang berisiko, serta pengobatan pada pasien yang sudah terinfeksi.
Mereka juga bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Kementerian Agama untuk skrining calon pengantin, dan Dinas Sosial untuk memberikan bantuan keahlian dan modal kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHIV).