Proses penciptaan lagu ini menjadi jembatan antara dunia musik dan akting Kento.
Lagu "HITOGOTO" merupakan hasil karya yang penuh perasaan dan refleksi dari karakter yang ia mainkan dalam drama tersebut.
BACA JUGA:Kento Nakajima Rilis Single 'HITOGOTO', Jadi OST Drama Shosen Hitogoto Desukara
BACA JUGA:Inilah Sinopsis & Ulasan Film 'Vina: Sebelum 7 Hari', Simak Lengkapnya Yuk!
"Saat saya membuat lagu ini, saya mencoba mengaitkan setiap elemen dari cerita dan karakter yang saya mainkan dalam drama," ujar Kento.
"Saya ingin agar lagu ini bisa mencerminkan emosi dan nuansa yang ada dalam drama."
Proses kreatif ini melibatkan banyak penelitian dan pemahaman mendalam tentang karakter Osamu Yasuda yang ia perankan dalam "Shosen Hitogoto Desukara."
Kento menghabiskan waktu berjam-jam untuk memahami latar belakang dan motivasi karakter tersebut, yang kemudian mempengaruhi cara ia menulis dan menyusun lirik lagu.
BACA JUGA:Film Horor 'Vina: Sebelum 7 Hari' Menggebrak Layar Bioskop Tanah Air, Simak Langsung, Disini!
BACA JUGA:Galaxy A55 5G: Pilihan Tepat untuk Penggemar Film dan Musik
- "Shosen Hitogoto Desukara": Menyelami Isu Sosial Digital
Drama "Shosen Hitogoto Desukara" merupakan adaptasi dari manga populer yang mengangkat isu sosial seperti pencemaran nama baik dan perundungan siber.
Dalam drama ini, Kento Nakajima berperan sebagai Osamu Yasuda, seorang pengacara yang menangani berbagai kasus yang terjadi di media sosial dan internet.
Peran ini memerlukan Kento untuk menyelami kompleksitas karakter yang tidak hanya berhadapan dengan masalah hukum tetapi juga harus menghadapi konflik batin dan moral.
"Karakter saya, Osamu Yasuda, adalah seseorang yang terlihat baik dari luar tetapi memiliki sisi yang sangat kompleks dan gelap di dalamnya," ungkap Kento.
BACA JUGA:Film Termahal Sepanjang Masa, Avenger Masuk 10 Besar
"Menggambarkan karakter seperti ini menantang tetapi juga sangat memuaskan."
Drama ini menyentuh isu-isu relevan dalam era digital saat ini, dan Kento percaya bahwa cerita ini memiliki pesan yang penting untuk disampaikan.
"Dengan dunia yang semakin terhubung secara digital, isu seperti pencemaran nama baik dan perundungan siber menjadi semakin penting untuk dibahas," kata Kento.