“Infrastruktur adalah kunci.
Kita tidak bisa menggerakkan program ini secara optimal jika akses logistik masih menjadi kendala,” tegasnya.
Selain itu, masalah koordinasi lintas kementerian juga menjadi perhatian.
Agar program ini sukses, perlu adanya sinergi antara Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Kesehatan untuk memastikan standar gizi terpenuhi tanpa mengorbankan efisiensi.
Respons Publik dan Pengamat Ekonomi
Program MBG mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.
BACA JUGA:Jadi AgenBRILink, Rida Siahaan Tingkatkan Pendapatan UMKM dan Bantu Akses Keuangan Desa
Banyak yang memuji langkah pemerintah dalam memastikan kebutuhan dasar rakyat terpenuhi sekaligus mendukung produk lokal.
Namun, tidak sedikit yang mempertanyakan apakah target kontribusi 0,89% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025 dapat tercapai.
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Dr. Rina Kartika, menyebut bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada konsistensi implementasi.
“Target 0,89% bukanlah angka yang kecil. Pemerintah harus memastikan bahwa program ini benar-benar menyasar kelompok yang membutuhkan, sehingga dampaknya terhadap perekonomian dapat dirasakan secara merata,” katanya.
BACA JUGA:Terus Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas, BRI Telah Salurkan KUR Rp158,6 Triliun
BACA JUGA:Kemudahan Tarik Tunai Tanpa Kartu Lewat Brimo, Wati : Sekarang Zaman Sudah Cardless
Dr. Rina juga menyoroti pentingnya transparansi dalam pelaksanaan program ini.
Dengan anggaran yang besar, pengawasan ketat diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan dana.