Kebanyakan pelaku UMKM harus berjuang untuk bertahan hidup karena utang yang terus membengkak dan ketidakmampuan untuk membayar kewajiban mereka.
Keadaan ini diperburuk dengan minimnya akses kepada pembiayaan atau kredit yang terjangkau.
Program penghapusan utang ini diharapkan dapat memberi mereka kesempatan untuk mengatur ulang bisnis mereka dan kembali beroperasi dengan lebih baik.
Presiden Prabowo berharap, melalui langkah ini, sektor UMKM dapat kembali produktif, meningkatkan kualitas produk mereka, dan memperluas pasar, baik lokal maupun internasional.
BACA JUGA:Waduh! Ancaman Pemblokiran Marketplace: Langkah Serius atau Sekadar Peringatan?
Petani dan Nelayan: Menghadapi Tantangan Ekonomi dan Bencana Alam
Selain sektor UMKM, petani dan nelayan juga memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
Sektor pertanian menyumbang secara signifikan terhadap ketahanan pangan dan ekspor, sementara sektor perikanan memiliki kontribusi besar terhadap ekonomi maritim.
Namun, kedua sektor ini sangat rentan terhadap bencana alam, perubahan iklim, serta fluktuasi harga pasar yang bisa berdampak langsung pada kesejahteraan petani dan nelayan.
Pandemi COVID-19 dan bencana alam yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan banyak petani dan nelayan kesulitan dalam melanjutkan usaha mereka.
Tanaman yang gagal panen, tangkapan ikan yang berkurang, serta ketidakstabilan harga bahan baku membuat banyak pelaku di sektor ini terjebak dalam utang yang tidak bisa mereka bayar.
BACA JUGA:Wahh! BRI UMKM EXPO(RT) 2025: Momen Kebangkitan UMKM Indonesia Menuju Pasar Global, Cek Yuk!
Oleh karena itu, salah satu tujuan besar dari program penghapusan utang ini adalah untuk memberikan ruang bagi petani dan nelayan untuk kembali berdiri tegak, mengembangkan usaha mereka, dan menciptakan lapangan pekerjaan di desa-desa.
Harapan Presiden Prabowo adalah sektor pertanian dan perikanan bisa kembali berkembang, meningkatkan produktivitas, serta mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan dan produk perikanan.