SUMEKSRADIONEWS.ONLINE- BYD, produsen kendaraan listrik terkemuka asal Tiongkok, terus memperluas jangkauan globalnya dengan strategi ekspansi agresif ke pasar Eropa dan Asia Tenggara.
Langkah ini mencakup pembangunan pabrik baru, kemitraan strategis, serta inovasi teknologi, termasuk penyediaan fitur autopilot tanpa biaya tambahan.
Ekspansi ke Eropa
Sebagai bagian dari upaya memperkuat kehadirannya di Eropa, BYD telah menunjuk Maria Grazia Davino, mantan kepala Stellantis UK, sebagai direktur pelaksana regional untuk beberapa negara, termasuk Jerman, Swiss, Polandia, Austria, dan Republik Ceko.
Penunjukan ini efektif mulai 1 Desember 2024 dan bertujuan untuk mempercepat penetrasi BYD di pasar Eropa.
Selain itu, BYD juga merekrut Alfredo Altavilla, mantan eksekutif senior di Fiat Chrysler, sebagai penasihat khusus untuk Eropa.
BACA JUGA:Ini dia! Target Ambisius BYD: 1,5 Juta Penjualan di 2025, Apakah Mungkin?
BACA JUGA:Apakah Mobil dengan 'God’s Eye' Aman? Ini Kata Pakar Otomotif!
Altavilla telah mengajak mantan koleganya dari Stellantis untuk memperkuat tim manajemen BYD di wilayah tersebut.
Dalam upaya memperkuat rantai pasokannya, BYD berencana menggandeng produsen suku cadang asal Italia untuk memasok pabriknya yang akan dibangun di Hungaria dan Turki.
Pabrik di Hungaria dijadwalkan mulai beroperasi pada Oktober 2025, sementara pabrik di Turki pada Maret 2026.
Kedua fasilitas ini diproyeksikan memiliki kapasitas produksi gabungan sebesar 500.000 unit per tahun, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pasar otomotif Eropa.
Ekspansi ke Asia Tenggara
Di Asia Tenggara, BYD telah meresmikan pabrik mobil listrik pertamanya di Thailand pada pertengahan 2024.
Pabrik ini dibangun dalam waktu 16 bulan dengan kapasitas produksi mencapai 150.000 unit per tahun.