Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menjelaskan bahwa dalam penetapan dividen ini, BRI telah mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk struktur modal yang kuat dan likuiditas yang cukup untuk ekspansi bisnis serta mitigasi risiko pengelolaan bank.
Kami memastikan bahwa capital adequacy ratio (CAR) BRI tetap terjaga di atas 19% dalam jangka panjang," ungkap Hendy.
Buyback Saham: Strategi Meningkatkan Nilai Pemegang Saham
Selain pembagian dividen, RUPST 2025 juga menyetujui rencana buyback saham BRI senilai Rp3 triliun.
Buyback ini akan dilakukan melalui Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek secara bertahap atau sekaligus, dengan jangka waktu paling lama 12 bulan setelah RUPST.
BACA JUGA:Lebaran Nyaman dan Transaksi Lancar, BRI Jamin Keandalan E-Channel
BACA JUGA:BRI Perkuat Budaya Kerja Inklusif, Raih Penghargaan Anugerah Avirama Nawasena dari SBM ITB
Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi BRI untuk meningkatkan nilai pemegang saham, menjaga stabilitas harga saham di pasar, serta memberikan insentif kepada karyawan melalui program kepemilikan saham.
Dengan buyback ini, diharapkan saham BRI tetap menarik bagi investor dan memberikan keuntungan jangka panjang bagi pemegang saham.
Perombakan Pengurus Perseroan: Pergantian Direksi dan Komisaris
Dalam RUPST kali ini, BRI juga melakukan perubahan susunan direksi dan komisaris perseroan.
Beberapa pejabat lama diberhentikan dengan hormat dan digantikan oleh nama-nama baru yang telah disetujui dalam rapat.
BACA JUGA:Lebaran Nyaman dan Transaksi Lancar, BRI Jamin Keandalan E-Channel
BACA JUGA:BRI Perkuat Budaya Kerja Inklusif, Raih Penghargaan Anugerah Avirama Nawasena dari SBM ITB
Di posisi tertinggi, Sunarso resmi mengakhiri masa jabatannya sebagai Direktur Utama dan posisinya digantikan oleh Hery Gunardi.
Selain itu, beberapa jabatan direksi juga mengalami perubahan, termasuk pengangkatan Hakim Putratama sebagai Direktur Operations, Riko Tasmaya sebagai Direktur Corporate Banking, dan Nancy Adistyasari sebagai Direktur Consumer Banking.