BACA JUGA:Mengejutkan! Sebelum Mualaf, Steven Wongso Sudah Praktik Islam Sejak Lama!
“Ini bukan sinetron. Kita harus patuh pada asas praduga tak bersalah.
Jangan karena satu pihak bicara di media, lalu dianggap sebagai kebenaran,” katanya.
Dampak Sosial dan Etika Publik
Kasus ini tak hanya menyoroti aspek hukum, tetapi juga membuka perdebatan mengenai etika publik dan privasi tokoh masyarakat.
Ridwan Kamil yang dikenal luas sebagai sosok publik dengan citra positif, mendadak harus menghadapi tuduhan yang mengusik kehidupan pribadinya.
Meski belum terbukti kebenarannya, efek sosial dari tuduhan ini sudah terasa—baik terhadap dirinya maupun keluarganya.
Hotman pun menyayangkan praktik mencemarkan nama orang tanpa dasar hukum yang kuat.
BACA JUGA:Momen Haru: Steven Wongso Resmi Mualaf Dibimbing Ustaz Felix Siauw!
BACA JUGA:Wah! Ustaz Derry Sulaiman Sibuk Berdakwah Selama Ramadan, Keliling Indonesia hingga Luar Negeri Lho!
“Kita harus mulai belajar bahwa membangun opini tanpa fakta bisa merusak reputasi seseorang untuk seumur hidup,” tuturnya.
Pengingat bagi Tokoh Publik
Hotman Paris menilai bahwa kasus ini juga menjadi pelajaran penting bagi para tokoh publik agar lebih berhati-hati dalam menjaga reputasi serta relasi pribadi.
Tak jarang, seseorang bisa saja dijadikan alat oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan tertentu.
“Tokoh publik itu seperti kaca bening, sedikit goresan saja bisa terlihat jelas oleh semua orang.
Maka kehati-hatian dalam berinteraksi harus diperhatikan betul,” ucap Hotman menutup penjelasannya.