Gaya Penyutradaraan Joko Anwar yang Khas
Gaya penyutradaraan Joko Anwar dikenal dengan pencitraan atmosferik dan kuat dalam membangun ketegangan psikologis.
Dalam film ini, ia menggabungkan elemen thriller khas barat dengan nuansa sosial-politik khas Indonesia.
Visual kelam, ritme cepat, serta akting para pemain yang kuat menjadikan film ini bukan sekadar tontonan, tapi juga pengalaman emosional.
“Film ini bukan hanya soal aksi dan adrenalin, tapi juga tentang bagaimana manusia menghadapi kebencian dan ketidakadilan,” ujar Joko Anwar dalam salah satu sesi wawancara.
BACA JUGA:Kenangan Tak Terlupakan: Inul, Melly, dan Raffi Ahmad Ceritakan Momen Emosional Bersama Titiek Puspa
Ia menyebut Pengepungan di Bukit Duri sebagai film terpenting dalam kariernya karena mengangkat isu yang sangat dekat dengan realitas Indonesia hari ini.
Morgan Oey: Transformasi Total dalam Dunia Akting
Pemilihan Morgan Oey sebagai pemeran utama juga menjadi keputusan yang cukup mengejutkan.
Dikenal sebagai aktor yang sering memerankan tokoh-tokoh kalem dan romantis, di film ini Morgan bertransformasi menjadi sosok yang tangguh, penuh luka batin, dan harus bertindak cepat dalam situasi ekstrem.
Akting Morgan menuai pujian karena berhasil membawakan karakter Edwin dengan intensitas tinggi, namun tetap membumi dan penuh empati.
BACA JUGA:Empat Lagu Soundtrack Film Jumbo Bikin Penonton Terhanyut, BCL Turut Menyumbangkan Suara
“Saya merasa tertantang dan tersentuh dengan naskahnya.
Karakter Edwin mengajarkan saya banyak hal tentang kemanusiaan,” kata Morgan dalam peluncuran resmi film.