96 Pemimpin Lokal, Satu Tujuan: Membangun Jaringan Damai
Para peserta berasal dari berbagai kecamatan di Kabupaten OKI, mencerminkan keberagaman latar belakang budaya dan tantangan sosial yang mereka hadapi.
Kehadiran 96 lurah dan kepala desa dalam seleksi ini juga memperlihatkan antusiasme dan kesadaran yang tinggi dari pemimpin lokal terhadap pentingnya membangun perdamaian yang berkelanjutan.
Beberapa peserta mengaku bahwa motivasi mereka mengikuti PJA 2025 adalah untuk mendapatkan pendampingan dan jejaring nasional dalam memperkuat program perdamaian di desa mereka.
“Kami di desa menghadapi persoalan sosial yang kompleks, dari sengketa lahan, perbedaan agama, hingga konflik antar pemuda.
BACA JUGA:Intip Yuk! Surat Edaran Efisiensi Pemprov Sumsel Segera Terbit, Ini Poin-Poin Utamanya!
BACA JUGA:Intip Yuk! Pemangkasan Anggaran Difokuskan ke Perjalanan Dinas & Kegiatan Seremonial!
Program seperti PJA sangat penting untuk membuka wawasan dan mencari solusi berkelanjutan,” ujar salah satu kepala desa peserta.
PJA 2025: Lebih dari Sekadar Program, Tapi Gerakan Sosial
Program Jaringan Damai yang digagas oleh pemerintah pusat melalui Kemenkumham RI merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat kohesi sosial dan memperkuat ketahanan masyarakat terhadap radikalisme, kekerasan, serta disintegrasi sosial.
Melalui PJA, para pemimpin lokal akan dibekali pengetahuan, pelatihan, serta koneksi dengan jaringan damai nasional maupun internasional.
Di tahun 2025, program ini menargetkan peserta dari seluruh Indonesia yang dinilai memiliki potensi besar dalam menyuarakan perdamaian dari tingkat lokal.
Mereka yang lolos akan masuk dalam tahap pelatihan intensif dan pembekalan lanjutan sebelum ditetapkan sebagai anggota resmi Jaringan Damai Nasional.
BACA JUGA:Sumatera Ekspres Grup Donasi Paket Lebaran Kepada Eks Penderita Kusta di RSUP Rivai Abdullah
BACA JUGA:Seleksi PPPK Banyuasin Dihadapkan pada Isu Kejanggalan, Perlu Klarifikasi dari Pihak Terkait
OKI Siap Jadi Contoh Daerah Kontributif terhadap Perdamaian