BACA JUGA:Timnas Indonesia Bisa Lolos ke Babak Keempat? Ini Skenario Lengkapnya!
Hal ini berbanding terbalik dengan strategi fleksibel yang diterapkan tim China.
Dominasi China yang Tak Terbendung
Bagi China, kemenangan atas Jepang di semifinal bukanlah hal baru.
Negara tersebut telah memenangi 13 dari 17 edisi Sudirman Cup, menjadikannya raja tak terbantahkan dalam kompetisi ini.
Keunggulan China terletak pada kedalaman skuad, mentalitas juara, serta kemampuan membaca situasi pertandingan dengan cepat.
China juga dikenal dengan kemampuan regenerasi pemain yang konsisten.
Mereka tidak segan menurunkan pemain muda berbakat dalam pertandingan penting, dan terbukti strategi ini justru menjadi kunci kesuksesan jangka panjang.
BACA JUGA:Intip Yuk! Pelatih dan Strategi Timnas Voli Putri U-21: Bagaimana PBVSI Mempersiapkan Skuad?
BACA JUGA:Inilah Pertarungan Epik di Semifinal: Chen Yu Fei Comeback Dramatis Kalahkan Akane Yamaguchi!
Kekalahan Jepang di tangan China sekali lagi menunjukkan bahwa selain keterampilan, keberhasilan dalam Sudirman Cup juga menuntut kematangan psikologis dan keberanian dalam mengambil keputusan strategis.
Apa Selanjutnya untuk Tim Jepang?
Meski kembali gagal, harapan untuk Jepang belum sepenuhnya padam.
Tim ini masih menyimpan banyak potensi, baik dari pemain utama maupun pemain muda seperti Kodai Naraoka dan Aya Ohori yang terus menunjukkan perkembangan positif.
Namun, perlu adanya evaluasi menyeluruh dalam pendekatan turnamen beregu, termasuk soal pelatihan mental dan rotasi tim.
Federasi Bulu Tangkis Jepang (NBA) dituntut untuk lebih progresif dalam melakukan pembinaan tim beregu.