Rumah Tapak Jadi Primadona: Generasi Muda Lebih Pilih Kenyamanan dan Fleksibilitas

Kamis 08-05-2025,14:45 WIB
Reporter : Nuri Fransisca
Editor : Nuri Fransisca

Tantangan Baru: Keterjangkauan dan Literasi Keuangan

Di balik dinamika pasar properti ini, tantangan besar tetap membayangi, terutama dalam hal keterjangkauan.

BACA JUGA:Rahasia Over Kredit Rumah: Cara Mudah Miliki Hunian Lewat Bank dan Notaris

BACA JUGA:Generasi Milenial Gandrungi Rumah Ramah Lingkungan, Bali Jadi Sorotan Pasar Properti Hijau

Suku bunga acuan yang masih tinggi membuat banyak calon pembeli enggan mengambil risiko besar seperti mengambil KPR (Kredit Pemilikan Rumah).

Namun, situasi ini disiasati oleh para pengembang dengan menawarkan skema pembiayaan yang lebih fleksibel.

“Kita melihat banyak pengembang mulai menerapkan strategi-strategi kreatif, seperti sistem cicilan bertahap yang disesuaikan dengan kemampuan finansial pembeli, serta promo-promo yang menarik,” kata Yunus.

Strategi ini dirancang untuk meningkatkan daya tarik pasar dan menjawab keresahan konsumen akan tingginya biaya awal dalam membeli properti.

Selain itu, literasi keuangan kini menjadi faktor kunci yang harus diperkuat.

BACA JUGA:1.000 Rumah Subsidi untuk Wartawan: Inisiatif Pemerintah yang Siap Ubah Nasib Para Pewarta

BACA JUGA:Mengapa Rumah Mewah Perlu Filter Air Berkualitas Tinggi? Ini Alasannya yang Sering Terlewat

Menurut JLL Indonesia, masyarakat perlu dibekali pengetahuan mendalam mengenai sistem cicilan, risiko investasi properti, dan pemilihan lokasi yang strategis.

“Dengan pemahaman yang tepat, pembeli akan lebih siap menghadapi dinamika pasar.

Ini penting agar keputusan membeli rumah benar-benar didasari oleh kebutuhan dan kemampuan, bukan semata-mata tren,” imbuh Yunus.

Suburban Jadi Alternatif, Tapi Perlu Dukungan Infrastruktur

Pergeseran preferensi dari hunian vertikal ke rumah tapak turut mendorong pertumbuhan kawasan suburban.

Kategori :