Senyawa tersebut bekerja mengganggu enzim pencernaan tertentu sehingga memperlambat pemecahan karbohidrat di usus.
Akibatnya, lonjakan gula darah pasca-makan dapat diredam.
“Kayu manis seolah meniru insulin; ia ‘membukakan pintu’ pada sel agar lebih ramah menerima glukosa,” terang Prof. Indra Wibowo, ahli kimia pangan IPB University.
Tak sampai di situ, kayu manis juga sarat antioksidan flavonoid yang memburu radikal bebas.
BACA JUGA:Tren Minum Matcha Setiap Hari: Manfaat Nyata atau Sekadar Gaya?
BACA JUGA:Bibir Bawah Sering Kedutan? Ini Penyebab, Solusi, dan Tanda Bahaya yang Perlu Kamu Tahu!
Oksidasi berlebih diketahui mempercepat kerusakan nefron—unit penyaring ginjal.
Dengan kata lain, menyesap teh kayu manis di sela rutinitas harian dapat menjadi tindakan sederhana namun berarti untuk merawat mesin detoks alami tubuh Anda.
Manfaat Lintas Sistem Tubuh
Efek positif kayu manis tidak terbatas pada ginjal.
Sebuah meta-analisis Journal of Medicinal Food (2024) melaporkan, suplementasi rempah ini dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida hingga 12 persen.
“Penurunan lipid darah berperan besar dalam menekan risiko penyakit jantung dan stroke,” imbuh Prof. Indra.
BACA JUGA:Stop Normalisasi Sayur Goreng: Ancaman Tersembunyi di Balik Kelezatan
BACA JUGA:7 Rebusan Penangkal Insomnia: Dari Daun Mint hingga Akar Valerian, Solusi Alami Tidur Nyenyak
Selain itu, sifat antimikroba cinnamaldehyde mampu melawan bakteri E. coli dan jamur Candida albicans.
“Di era resistansi antibiotik, temuan ini membuka peluang formulasi antiseptik alami berbasis kayu manis,” ujar dr. Maya.