Beberapa perusahaan di Jakarta dan Bandung mulai memasang meja kerja berdiri (standing desk) dan treadmill desk guna memecah monotoni duduk.
Perspektif Psikologis: Mikro-Gerak Tingkatkan Fokus
BACA JUGA:Lari dan Gym Jadi Gaya Hidup Baru Anak Muda: Antara Kebugaran dan Kesehatan Mental
BACA JUGA:Waspadai Keracunan Makanan: Ini Langkah Mandiri yang Bisa Dilakukan di Rumah
Psikolog kognitif dari Universitas Indonesia, Dr. Natasya Arifin, menilai jeda aktif singkat bukan sekadar baik bagi fisik, tetapi juga menyegarkan perhatian.
“Setelah 60–90 menit kerja kognitif intens, otak membutuhkan periode ‘reset’.
Bergerak ringan mengaktifkan neurotransmiter dopamin dan norepinefrin yang memulihkan konsentrasi,” jelasnya.
Implikasi Kebijakan dan Lingkungan Kerja
Kementerian Kesehatan mendorong perusahaan memasukkan “active break” sebagai indikator K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja).
Beberapa start-up bahkan memberi insentif poin kesehatan yang bisa ditukar voucher bila karyawan mencapai target langkah harian.
Langkah serupa sudah diwajibkan di Australia dan Jepang—dua negara dengan angka demensia menurun dalam dekade terakhir.