Di sisi finansial, kinerja UMKM juga mencatat perbaikan yang cukup menggembirakan.
Likuiditas usaha mengalami peningkatan, yang turut mendorong perbaikan rentabilitas atau profitabilitas usaha.
Indeks rentabilitas yang berada di atas 100 mencerminkan kenaikan omzet, walaupun kenaikannya terbatas karena meningkatnya harga bahan baku, khususnya di sektor industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan.
Secara umum, hampir semua komponen pembentuk Indeks Bisnis UMKM mengalami peningkatan dan berada di atas 100.
Pengecualian terjadi pada volume produksi yang berada di level 99,2.
BACA JUGA:Nasabah Kini Bisa Apply Kartu Kredit BRI Easy Card Lewat Website Resmi: Lebih Mudah, Cepat, dan Aman
BACA JUGA:BRI Perkuat Struktur Pendanaan Jangka Panjang Lewat Dana Murah dan Inovasi Digital
Namun demikian, komponen rata-rata harga jual mencapai 116,0 — angka tertinggi dalam laporan ini — mencerminkan efek kenaikan harga selama Ramadan dan Idulfitri.
Peningkatan volume produksi turut mendorong kenaikan pemesanan dan persediaan barang input, yang masing-masing naik sebesar 2,6 dan 1,4 poin.
Bahkan, peningkatan aktivitas ini memicu penambahan tenaga kerja.
Di saat yang sama, pelaku usaha juga mulai menambah stok barang jadi untuk mengantisipasi lonjakan permintaan saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Sektor Unggulan dan Tantangan Musiman
BACA JUGA:Lewat Program Desa BRILiaN, BRI Angkat Camilan Lokal Hargobinangun Jadi Oleh-oleh Unggulan Sleman
Dari sisi sektoral, hampir seluruh sektor mencatatkan ekspansi, kecuali pertambangan, konstruksi, serta hotel dan restoran.
Sektor pertanian menjadi motor pertumbuhan, didorong oleh panen raya, permintaan tinggi selama Ramadan, harga jual menarik, dan kelancaran distribusi input seperti pupuk dan obat-obatan.