Sebaliknya, cuaca yang kurang mendukung akibat musim hujan menyebabkan kinerja sektor pertambangan dan konstruksi melambat.
Lesunya permintaan dari proyek-proyek pemerintah dan swasta di awal tahun anggaran serta kenaikan harga material turut memperberat kondisi kedua sektor ini.
Industri pengolahan dan perdagangan mengalami ekspansi berkat permintaan tinggi selama Ramadan, ditopang pula oleh perbaikan daya beli masyarakat.
BACA JUGA:Makin Bersinar, UMKM Perhiasan Asal Mojokerto Siap Go Global Berkat Dukungan BRI
Sementara itu, sektor hotel dan restoran mengalami kontraksi karena jam operasional yang terbatas dan banyaknya tempat usaha yang tutup selama bulan puasa.
Sektor pengangkutan tumbuh secara moderat karena meningkatnya permintaan jasa transportasi selama mudik, sedangkan jasa lainnya melambat akibat turunnya permintaan umum selama puasa.
Optimisme Tetap Terjaga, Meski Pertumbuhan Diprediksi Moderat
Meski kinerja di awal tahun menggembirakan, pelaku UMKM masih melihat adanya tantangan di depan mata.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menyampaikan bahwa pelaku usaha memproyeksikan pertumbuhan yang lebih moderat pada Triwulan II-2025.
BACA JUGA:BRI Perkuat Ekosistem Maritim Nasional lewat Skema Pembiayaan Strategis dengan PELNI
BACA JUGA:Dari Dapur Rumah ke Pasar Nasional, Siti Fatimah Buktikan Kelor Bisa Jadi Ladang Emas Berkat KUR BRI
Hal ini tercermin dari penurunan Indeks Ekspektasi Bisnis menjadi 119,2 dari sebelumnya 120,4 — meskipun tetap berada pada zona ekspansif.
Beberapa faktor yang memengaruhi moderasi ini antara lain normalisasi permintaan pasca-Idulfitri, daya beli konsumen yang belum pulih sepenuhnya, serta kenaikan harga barang input yang terus membayangi.
Di samping itu, prospek ekonomi nasional yang diprediksi tumbuh lebih lambat pada 2025 turut memengaruhi ekspektasi pelaku UMKM.
Namun demikian, secara keseluruhan, sentimen pelaku UMKM terhadap perekonomian dan usahanya masih positif. Indeks Sentimen Bisnis (ISB) UMKM pada Q1-2025 tercatat di angka 114,1.