Produk kopi bubuk dengan merek “Dua Putri” pun lahir dan menjadi produk unggulan kelompok ini.
“Produksi kami bisa mencapai 100-150 kilogram kopi bubuk setiap bulannya.
Penjualannya dilakukan di toko-toko sekitar desa dan juga lewat pameran UMKM yang rutin kami ikuti,” kata Ani.
Tak hanya berhenti di kopi bubuk, KWT ini terus berinovasi.
Mereka memanfaatkan hasil kebun lainnya seperti jahe dan umbi-umbian menjadi produk olahan seperti keripik dan ekstrak jahe.
BACA JUGA:BRI Perkuat Aksi Nyata Daur Ulang dan Reduksi Emisi, Dukung Gerakan Global Akhiri Polusi Plastik
BACA JUGA:Grow & Green, BRI Tanam Aksi dan Harapan untuk Bumi yang Lebih Lestari
Bahkan mereka kini tengah mengembangkan wine kopi—produk inovatif yang menggabungkan cita rasa lokal dengan konsep baru.
Peningkatan kapasitas kelompok juga terlihat dari jumlah anggota yang terus bertambah.
Dari semula hanya 17 orang, kini menjadi 27 anggota aktif.
KWT Sari Amerta Giri bahkan telah berhasil membeli sebidang tanah untuk dikelola bersama, sebagai lahan pertanian dan perkebunan kelompok.
“Dari modal yang kami kumpulkan bersama, kami bisa membeli tanah.
BACA JUGA:Sinergi BRI dan UMKM Lokal: Batik Parang Kaliurang Menjadi Simbol Inovasi dari Lereng Merapi
BACA JUGA:Wujud Nyata Keberpihakan pada UMKM: BRI Salurkan KUR Rp54,9 Triliun hingga April 2025
Ini bukti nyata bahwa perempuan bisa berdaya dan mandiri bila diberi kesempatan dan dukungan,” ujar Ani bangga.
Salah satu tonggak penting yang semakin menguatkan langkah mereka adalah dukungan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.