Tapi sejak dipercaya menjadi mitra MBG, kami harus melakukan banyak penyesuaian, termasuk peralatan masak besar, sanitasi sesuai standar, hingga pengemasan makanan yang memenuhi ketentuan Badan Gizi Nasional," ungkap Wiwin.
Kebutuhan untuk memperbarui fasilitas dan meningkatkan kapasitas produksi tentu tidak murah.
Beruntung, Wiwin sudah menjadi nasabah pembiayaan di Bank Rakyat Indonesia (BRI) sejak awal membangun bisnis.
Hubungan baik dan rekam jejak finansial yang sehat membuatnya mudah mendapatkan tambahan pembiayaan untuk ekspansi dapurnya.
Akses Pembiayaan BRI Jadi Solusi Tepat
BACA JUGA:BRI Bantu UMKM Tembus Pasar Global, Ini Cerita Sukses Baker’s Gram
BACA JUGA:Green Financing BRI Capai Rp89,9 Triliun: Komitmen Nyata Menuju Ekonomi Hijau Indonesia
Tak bisa dimungkiri, akses permodalan menjadi salah satu hambatan utama pelaku UMKM untuk berkembang.
Dalam kasus Wiwin, kehadiran BRI menjadi penopang penting dalam menghadapi tantangan logistik dan operasional dari program MBG.
Melalui pinjaman usaha, Wiwin mampu memperbarui dapur, menambah alat masak, dan memperluas kapasitas produksi.
“BRI sangat membantu kami.
Ketika kami harus menyiapkan dana besar untuk memulai produksi makanan sesuai standar pemerintah, saya bisa langsung mengajukan pembiayaan tanpa hambatan. Ini membuat kami bisa mulai produksi tepat waktu,” ujarnya.
BACA JUGA:Dorong Sektor Produksi Bergeliat, BRI Salurkan KUR Rp69,8 Triliun ke 8,3 Juta Debitur UMKM
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, dalam keterangannya menjelaskan bahwa keterlibatan BRI dalam mendukung pelaku UMKM seperti Wiwin adalah bentuk komitmen nyata perusahaan dalam mendorong perekonomian berkelanjutan.
“Program MBG bukan hanya tentang menyediakan makanan sehat, tetapi juga membuka akses pertumbuhan bagi UMKM lokal.