Kami memastikan bahwa pelaku usaha yang menjadi bagian dari rantai pasok program ini bisa terus tumbuh,” ujar Hendy.
Memberdayakan Warga, Memutar Roda Ekonomi Lokal
Catering Dapur Ibu saat ini mempekerjakan sekitar 50 orang, 47 di antaranya fokus untuk melayani pesanan MBG. Seluruh tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar, menciptakan ekosistem ekonomi yang saling memberdayakan.
BACA JUGA:Jaga Kualitas Aset Tetap Sehat, Ini Strategi BRI Hadapi Dinamika Ekonomi Global
“Kami percaya, saat kita maju, harus ajak lingkungan sekitar ikut maju. Jadi semua tenaga kerja saya ambil dari warga sekitar. Bahkan kalau ada tambahan kebutuhan, saya ajak tetangga untuk ikut kerja,” kata Wiwin.
Kisah Wiwin tidak hanya soal keberhasilan bisnis, tetapi juga cermin dari bagaimana sinergi antara program pemerintah dan lembaga keuangan dapat membawa perubahan besar.
Dari skala dapur rumah tangga, usahanya kini menjadi penggerak ekonomi lokal dan berkontribusi langsung dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak.
Program MBG: Dampak Berganda bagi Masyarakat
Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan pemerintah sejatinya memiliki dua tujuan utama: pemenuhan gizi anak-anak usia sekolah dan pemberdayaan ekonomi lokal melalui pelibatan UMKM sebagai mitra penyedia makanan.
BACA JUGA:Semangat Berbagi Idul Adha 1446 H, BRI dan Bapekis Salurkan 961 Hewan Kurban untuk Masyarakat
Wiwin adalah satu dari sekian banyak pelaku usaha yang berhasil memanfaatkan peluang ini.
Dukungan finansial yang tepat waktu dari BRI memungkinkannya tidak hanya memenuhi permintaan tinggi dari pemerintah, tetapi juga menjaga kualitas dan standar yang telah ditetapkan.
Hal ini membuktikan bahwa pendekatan kolaboratif seperti ini bisa menjadi model keberhasilan program lain di masa depan—di mana kesejahteraan masyarakat, keberlanjutan ekonomi lokal, dan pembangunan manusia berjalan seiringan.