Arifalman menambahkan, kenyamanan menggunakan QRIS tidak hanya dirasakan pemilik usaha, tetapi juga pelanggan. Khususnya bagi mereka yang membeli dalam jumlah banyak, seperti pegawai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Biasanya mereka membeli puluhan bungkus nasi sekaligus, dan tidak ingin repot membawa uang tunai. "Mereka lebih memilih membayar lewat QRIS karena lebih mudah dan cepat," kata Arifalman.
BACA JUGA:BRI Apresiasi Paskibraka dan Pendukungnya 15 Tahun Berturut-Turut
Fenomena ini menunjukkan bagaimana layanan digital perbankan, khususnya QRIS BRI, mampu mendukung aktivitas ekonomi masyarakat.
Dengan transaksi non-tunai, pelaku UMKM tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memberikan pengalaman berbelanja yang lebih modern bagi pelanggan.
Keunggulan lain yang ditawarkan QRIS adalah fleksibilitas dalam pemantauan laporan penjualan. Pemilik usaha bisa melihat seluruh transaksi yang masuk, memudahkan perencanaan keuangan, stok bahan baku, dan pengaturan operasional harian.
Bagi Arifalman, hal ini sangat membantu terutama pada hari-hari ramai, ketika volume transaksi meningkat.
BACA JUGA:Usaha BRILink di Daerah Pelosok Jadi Bisnis Menjanjikan, Biaya Murah Jadi Pilihan
BACA JUGA:15 Tahun Setia Bersama BRI, Chandra Nikmati Layanan Lengkap dan Praktis Bayar QRIS
Menurut data BRI, penggunaan QRIS di berbagai UMKM di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya.
Hal ini sejalan dengan program pemerintah yang mendorong digitalisasi transaksi, demi terciptanya ekosistem ekonomi yang lebih inklusif.
Tidak hanya di perkotaan, penggunaan QRIS juga telah merambah ke kawasan pelosok, memudahkan masyarakat bertransaksi tanpa harus membawa uang tunai dalam jumlah besar.
Bagi pelaku usaha seperti Arifalman, penggunaan QRIS juga membuka peluang untuk memperluas jangkauan pelanggan.
BACA JUGA:Bayar Tagihan PDAM Lewat BRImo, Tak Lagi Harus ke Kantor dan Takut Telat Tiap Bulannya