Sentimen global lain yang diantisipasi adalah data inflasi tahunan AS yang diperkirakan menguat ke 3,1%, serta data PDB Indonesia untuk kuartal II-2023 yang diperkirakan melambat ke 4,9%.
Praska menyarankan investor untuk melakukan buy on weakness/average down pada saham-saham dengan prospek industri positif, serta memperhatikan pertumbuhan emiten yang berpotensi panjang.
BACA JUGA:Sentul, Kabupaten Bogor: Sinar Terang Pengembang Properti, Magnet Memikat di Jagat Real Estat!
Sementara itu, Maximilianus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, memiliki pandangan yang sedikit berbeda.
Dia menyatakan bahwa IHSG berpotensi tertekan pekan depan, terutama di tengah tekanan perlambatan ekonomi global dan pemangkasan peringkat utang Amerika.
Namun, ia juga menyebutkan bahwa kekuatan baru mungkin datang dari data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dirilis pekan depan.
Pandangan lain datang dari Nico, yang menyatakan bahwa rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia berpeluang membuat IHSG bertahan.
BACA JUGA:Terraform Labs dan Do Kwon Dituduh Menyesatkan Investor dan Klaim Tidak Benar, Kasus Dilanjutkan SEC
Dia memfavoritkan saham ELSA dan ADRO, dengan menyoroti sektor basic industry, energi, kesehatan, dan perbankan sebagai area yang menarik untuk dicermati.
Secara keseluruhan, prediksi melandainya inflasi Indonesia dan tren pertumbuhan global tampaknya akan menjadi faktor kunci dalam dinamika pasar saham Indonesia dalam waktu dekat.
Rekomendasi dari para ahli ini mungkin akan menjadi panduan berguna bagi para investor yang berusaha mengambil keuntungan dari situasi ini. *