Dalam sistem ini, guru ditempatkan pada grade jabatan—mulai JF-1 hingga JF-15—yang menentukan besar gaji awal.
TPG sebagai item terpisah akan dihapus, dan nilainya digabung ke dalam gaji tunggal tersebut.
Selanjutnya, jumlah gaji dapat meningkat berdasarkan penilaian kinerja.
Guru dengan performa standar akan menerima nilai setara TPG penuh (1× gaji pokok dalam struktur baru), sedangkan guru berkinerja unggul bisa memperoleh tambahan berdasarkan aktivitas pembelajaran, inovasi, dan pengembangan diri.
Simulasi skema single salary menunjukkan rentang pendapatan yang jauh lebih tinggi: mulai Rp3,1 juta, Rp11 juta untuk level menengah, hingga lebih dari Rp22 juta per bulan pada level tinggi. Namun, detail final masih menunggu regulasi resmi.
BACA JUGA:Perbandingan Gaji Single Salary dan Gaji Normal Bagi ASN
BACA JUGA:Kepala BKN Usulkan Single Salary, Ini Besaran Penghasilan Guru Serdik Jika Gaji Tunggal Berlaku 2026
Perbandingan Penghasilan: Mana yang Lebih Menguntungkan?
| Aspek | TPG Saat Ini (2025) | Single Salary (2026) |
|---|---|---|
| Struktur | Terpisah (gaji pokok + TPG triwulan) | Gaji tunggal bulanan (semua komponen digabung) |
| ASN Level Menengah | Rp5–7 juta bersih per bulan | ±Rp11 juta per bulan |
| Non-ASN | TPG Rp2 juta + gaji Rp2,5–4 juta | Belum jelas, kemungkinan tetap terpisah |
| Kelebihan | Berbasis sertifikasi, nilai stabil | Lebih transparan, berbasis kinerja, pencairan tanpa keterlambatan |