Selanjutnya, jengkol mengandung senyawa antioksidan seperti flavonoid, yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dan peradangan.
Kandungan ini memiliki potensi untuk mengurangi risiko penyakit degeneratif dan penuaan dini.
Kesehatan tulang juga diperhatikan oleh jengkol. Kalsium, fosfor, dan magnesium dalam jengkol bekerja bersama untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi.
Ini penting terutama dalam pencegahan osteoporosis dan masalah tulang lainnya.
BACA JUGA:Perhatikan Keseimbangan Nutrisi untuk Menghindari Efek Negatif Vitamin pada Asam Urat
Efek positif lainnya adalah kemampuan jengkol dalam mengatur gula darah. Serat dalam jengkol membantu mengatur penyerapan glukosa dan memperlambat peningkatan gula darah setelah makan.
Hal ini dapat memberikan manfaat bagi penderita diabetes atau mereka yang ingin menjaga keseimbangan gula darah.
Peringatan dan Dampak Negatif
Namun, seperti makanan lainnya, konsumsi jengkol juga perlu diperhatikan dengan cermat. Salah satu dampak negatif yang sering terjadi adalah produksi gas sulfur oleh bakteri dalam usus.
Gas ini dapat menyebabkan perut kembung, rasa tidak nyaman, dan gas berlebihan. Aroma khas jengkol juga bisa mempengaruhi bau nafas dan gas yang dikeluarkan oleh tubuh.
BACA JUGA:Perhatikan Keseimbangan Nutrisi untuk Menghindari Efek Negatif Vitamin pada Asam Urat
Selain itu, gangguan pencernaan seperti perut kembung, diare, atau masalah lainnya juga dapat terjadi pada beberapa individu yang sensitif terhadap jengkol.
Reaksi alergi terhadap jengkol juga mungkin, meskipun jarang terjadi.
Mengkonsumsi Jengkol dengan Bijak
Untuk menghindari dampak negatif ini, ada beberapa tips yang dapat diikuti.
Pertama, pertimbangkan untuk mencicipi jengkol dalam jumlah kecil jika Anda baru pertama kali mengonsumsinya. Ini membantu tubuh beradaptasi dengan makanan baru.