IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) Melorot, Tapi Saham GOTO Melejit Apakah Efek Pelarangan Dari Tiktok Shop?

Kamis 07-09-2023,14:54 WIB
Editor : Dio Nidas

Namun, seperti yang sering terjadi di pasar saham, ada juga saham-saham yang mengalami penurunan signifikan. Saham PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS), misalnya, turun 10 persen menjadi 108 poin, menjadi salah satu saham dengan penurunan terbesar pada hari ini.

Saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) juga mengalami penurunan yang cukup signifikan, melemah 5,96 persen menjadi 18 poin. Saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) juga mengalami penurunan, masing-masing turun 5,93 persen dan 5,16 persen.

BACA JUGA:Menggali Potensi Keuntungan: Proyeksi Kenaikan IHSG dan Rekomendasi Saham pada 5 September 2023

Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memberikan analisis terhadap kondisi IHSG saat ini. Menurutnya, IHSG masih rentan terkoreksi atau terkonsolidasi dalam sisa pekan ini.

Valdy juga menekankan perlunya tetap waspada terhadap potensi koreksi IHSG, dengan kisaran angka 6.950-6.980 sebagai area yang perlu diwaspadai.

Analisis teknikal yang dilakukan oleh Valdy mengungkapkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG.

Faktor-faktor tersebut antara lain adalah upper shadow panjang yang terbentuk pada pergerakan Rabu (6/9/2023), indikasi overbought dari Stochastic RSI, dan penurunan volume transaksi.

Selain faktor internal, pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, terutama data ekonomi penting, baik dari tingkat regional maupun domestik.

BACA JUGA:Optimisme! IHSG untuk Menguat di Atas 7.000, Ini Saham-saham Pilihan Binaartha Sekuritas

Dalam konteks regional, data ekspor dan impor Tiongkok diprediksi akan tetap mengalami kontraksi di bulan Agustus 2023, meskipun ada perbaikan dibandingkan dengan bulan Juli 2023.

Surplus neraca dagang Tiongkok juga diproyeksikan akan turun pada bulan Agustus 2023, yang dapat mengindikasikan pemulihan konsumsi domestik di Tiongkok.

Selain itu, harga komoditas energi juga masih berpotensi untuk terus menguat. Selain upaya pemangkasan pasokan, ekspektasi pemulihan permintaan dari Tiongkok juga turut memicu penguatan harga komoditas energi.

Oleh karena itu, saham-saham di sektor komoditas seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Harum Energy Tbk. (HRUM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS), dan PT Indika Energy Tbk. (INDY) masih memiliki potensi untuk terus menguat.

BACA JUGA:IHSG Melaju ke 7.000! Ini 10 Saham Top Gainers yang Patut Diperhatikan, Check This Out!

Selain saham-saham komoditas, perhatian juga perlu diberikan pada potensi rotasi saham-saham lainnya. Beberapa saham yang patut diawasi adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

(INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), dan PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk. (BRIS).

Kategori :