Hal ini juga menunjukkan bahwa ECB mungkin tidak akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dalam waktu dekat, kecuali ada perkembangan inflasi yang tidak terduga.
"ECB menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin hari ini, menjadikan suku bunga simpanan 4,00 persen yang dapat dikategorikan sebagai kenaikan dovish.
Ini adalah tanda yang jelas bahwa jika tidak ada kejutan kenaikan lebih lanjut terhadap inflasi dan faktor-faktor pemicunya, maka mereka sudah selesai menaikkan suku bunga," kata tim analis makro di TD Securities.
BACA JUGA:Inflasi AS Menguat, Bursa Saham Wall Street Merespons dengan Beragam
Meskipun demikian, kenaikan suku bunga ECB juga berdampak pada mata uang Euro, melemahkan nilainya dan pada gilirannya meningkatkan kekuatan Dolar AS.
Kenaikan Dolar AS membatasi pertumbuhan harga emas, karena emas cenderung lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain.
Selain itu, data ekonomi Amerika Serikat juga berperan dalam pergerakan harga emas.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga produsen AS meningkat 0,7 persen pada Agustus, lebih tinggi dari perkiraan 0,4 persen dan merupakan kenaikan bulanan terbesar sejak Juni 2022.
BACA JUGA:Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rawan Koreksi pada Perdagangan Saham Rabu
Sementara itu, permohonan klaim pengangguran di AS juga mengalami kenaikan sebesar 3.000 menjadi 220.000 untuk pekan yang berakhir pada 9 September.
Rata-rata pergerakan klaim dalam empat minggu, yang dianggap sebagai ukuran yang tidak terlalu fluktuatif, turun sebesar 5.000 menjadi 224.500.
Selain data klaim pengangguran, Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS juga naik 0,6 persen pada Agustus, jauh di atas perkiraan 0,1 persen.
Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan inflasi, konsumen AS masih aktif dalam berbelanja.