Kepala Polisi Green Bay, Jeff Brester, menegaskan bahwa perusahaan dan lembaga pemerintah yang sah tidak akan pernah meminta warga untuk melakukan pembayaran dengan menggunakan kripto.
Ia juga menekankan bahwa setelah penipu menerima pembayaran kripto, hampir tidak mungkin bagi korban untuk mengembalikan uang yang telah dicuri. Para penipu sering kali berlokasi di luar negeri dan identitas mereka sulit untuk dilacak.
Angka-angka yang diungkapkan oleh otoritas Green Bay tampaknya mencerminkan masalah yang lebih besar dalam upaya mengatasi penipuan online dan penggunaan kripto untuk tujuan ilegal.
BACA JUGA:27 Pedagang Aset Kripto Resmi Bergabung dengan Bursa Kripto
Ini juga datang hanya dua hari setelah Komisi Perdagangan Federal (FTC) AS mengeluarkan peringatan serupa kepada konsumen, mengingatkan bahwa hanya penipu yang meminta pembayaran dengan mata uang kripto, dan hal ini merupakan tindakan kriminal.
Saat ini, Green Bay bukan satu-satunya kota yang menghadapi masalah ini.
Polisi di kota-kota berukuran sedang di seluruh Amerika Serikat juga telah melaporkan peningkatan kasus penipuan kripto dalam beberapa tahun terakhir.
Oleh karena itu, masyarakat diharapkan lebih berhati-hati dan waspada terhadap upaya penipuan kripto yang dapat merugikan mereka secara finansial.
BACA JUGA:Pasar Kripto Menantikan Data Inflasi AS dan Kabar FTX
Selain itu, perusahaan analisis blockchain Chainalysis baru-baru ini merilis indeks adopsi kripto global yang menunjukkan bahwa beberapa negara, termasuk India, Nigeria, dan Vietnam, memimpin dalam adopsi kripto.
Meskipun ada perdebatan seputar regulasi kripto di seluruh dunia, adopsi terus tumbuh, dan masalah penipuan seperti yang terjadi di Green Bay menjadi perhatian utama bagi otoritas yang berusaha melindungi masyarakat dari potensi kerugian finansial yang serius
Ikuti terus Sumeksradionews.online atau bisa klik di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan berita-berita lainnya.