Untuk kendaraan bermotor, mereka harus membayar biaya sebesar Rp 10.000, sedangkan siswa dapat menyeberang tanpa dikenakan biaya.
Kondisi ini tentu saja telah mengganggu rutinitas sehari-hari warga.
Salah satu warga, Rosik, mengungkapkan dampak negatif dari keruntuhan jembatan tersebut.
"Adanya kejadian ini, aktivitas terhambat. Harapannya, pemerintah segera memperbaikinya," ungkapnya.
Keruntuhan jembatan ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya pemeliharaan dan pengawasan infrastruktur penting dalam masyarakat.
Semoga perbaikan yang dijanjikan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin dapat dilaksanakan dengan cepat untuk mengembalikan akses warga dan mengurangi dampak isolasi yang mereka alami.*