Bursa Efek Indonesia (BEI) Menyuarakan Sosialisasi Perdagangan Karbon yang Masih Sepi
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Bursa Karbon Indonesia, yang baru saja diluncurkan pada 26 September 2023, masih menghadapi tantangan dalam mencari momentum perdagangan yang stabil.
Dalam sebuah pernyataan, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menegaskan komitmennya untuk terus melakukan sosialisasi terkait perdagangan karbon di Bursa Karbon.
Meskipun perdagangan karbon di platform ini masih tergolong sepi, BEI bertekad untuk menjadikannya sebagai alternatif investasi yang menjanjikan.
"Sosialisasi terkait bursa karbon masih terus dilakukan baik kepada media, emiten terkait, maupun pihak swasta untuk menjual efek karbonnya.
Sosialisasi akan dilakukan dalam kelompok kecil maupun besar.
Tetapi kembali lagi memang nature-nya Bursa Karbon kan sedikit berbeda dengan Bursa Saham," ujar Jeffrey Hendrik kepada wartawan pada Senin, 9 Oktober 2023.
BACA JUGA:Sucor Sekuritas Membawa Dua Perusahaan ke Ajang IPO di Awal 2024! Cek Data Selengkapnya Dibawah Ini!
Dalam sepekan sejak peluncurannya, Bursa Karbon mencatatkan transaksi hanya pada dua hari, yakni pada 26 September dan 4 Oktober 2023.
Pada tanggal 26 September 2023, nilai transaksi mencapai Rp29,2 miliar dengan total volume mencapai 459.953 ton unit karbon.
Transaksi yang tercatat hingga saat itu hanya sebanyak 27 kali.
Terdapat 15 pengguna jasa yang tercatat sebagai pembeli, dan 1 pengguna jasa yang berperan sebagai penjual.
Dengan demikian, jumlah total pengguna jasa atau user Bursa Karbon pada saat itu adalah sebanyak 16 pengguna jasa.