Namun, tarian ini memiliki akar budaya yang kuat di wilayah Ogan Komering Ulu dan Ogan Ilir.
Dua wilayah ini adalah rumah bagi Suku Ogan yang mendiami daerah tersebut. Suku Ogan telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk budaya dan adat istiadat di daerah ini.
Budaya yang ada di Sumatera Selatan adalah hasil dari pengaruh berbagai elemen budaya, termasuk Melayu dan Islam.
Suku Ogan telah mengintegrasikan unsur-unsur dari kedua budaya ini ke dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan hal ini juga tercermin dalam tarian tradisional mereka, seperti Tari Putri Bekhusek.
Pengaruh Budaya Melayu dalam Tari Putri Bekhusek
Salah satu ciri khas yang mencolok dalam Tari Putri Bekhusek adalah pakaian yang digunakan oleh para penari.
Pakaian yang dikenakan dalam tarian ini sangat identik dengan budaya Melayu. Pakaian ini mencerminkan pengaruh kuat budaya Melayu dalam busana tradisional suku Ogan.
Pakaian dalam Tari Putri Bekhusek sering kali dikenal dengan sebutan "baju kurung" atau "kebaya." Baju kurung adalah pakaian tradisional Melayu yang terdiri dari blus panjang dan rok yang panjangnya mencapai mata kaki.
Kebaya adalah jenis pakaian yang serupa, dengan blus panjang yang sering dihiasi dengan bordiran indah dan rok panjang yang mengalir.
BACA JUGA:Wah Ternyata ini Asal-Usul dan Sejarah Panjang Terbentuknya Kota Padang! Yuk Menambah Ilmu Bersama
Pakaian yang anggun dan indah ini menciptakan penampilan yang memukau bagi para penari Tari Putri Bekhusek.
Penggunaan pakaian Melayu dalam tarian ini adalah bukti konkret dari pengaruh kuat budaya Melayu dalam kehidupan masyarakat suku Ogan dan dalam tarian tradisional mereka.
Pengaruh Agama Islam dalam Tari Putri Bekhusek
Selain pengaruh budaya Melayu, agama Islam juga memainkan peran penting dalam membentuk budaya dan tarian tradisional di wilayah Sumatera Selatan.
Islam adalah agama mayoritas di Indonesia, termasuk Sumatera Selatan, dan telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk nilai-nilai dan norma-norma sosial di wilayah ini.