Hal ini disebabkan oleh pembatalan pengiriman minyak nabati yang harganya tinggi, dan beralih ke minyak kedelai serta minyak bunga matahari yang lebih terjangkau.
Meskipun tren harga CPO sedang positif, para analis pasar memperkirakan bahwa kontrak CPO Malaysia akan mengalami pelemahan pada minggu depan akibat aksi ambil untung.
David Ng, seorang trader minyak kelapa sawit, memperkirakan pergerakan harga CPO pada minggu depan akan berada dalam kisaran antara MYR3.550 hingga MYR3.800 per ton.
Dengan perkembangan harga CPO yang signifikan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, industri kelapa sawit menjadi sorotan utama dalam pasar komoditas saat ini.
BACA JUGA:Wall Street Menguat Pesat Usai Terjadi Penurunan Inflasi di AS
Para pelaku pasar berharap bahwa ekspektasi ekspor yang lebih kuat dalam beberapa minggu mendatang, terutama karena permintaan musiman yang meningkat dan stok yang rendah di pelabuhan, akan mendorong kenaikan harga CPO secara berkelanjutan.
Bos-bos sawit di Malaysia dan Indonesia pun tersenyum puas dengan lonjakan harga CPO ini, karena hal ini berpotensi memberikan keuntungan yang besar bagi industri kelapa sawit dan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Meskipun demikian, perhatian terhadap faktor-faktor seperti cuaca, produksi, dan permintaan global tetap menjadi faktor penentu yang dapat mempengaruhi harga CPO di masa depan. *