Arsitektur Rumah Adat Caniago
Falsafah hidup demokratis Suku Caniago juga tercermin dalam arsitektur rumah adat mereka.
Salah satu ciri khas dari rumah adat Caniago adalah ketiadaan anjuang pada kedua sisi bangunan Rumah Gadang.
Anjuang adalah teras di depan rumah yang umumnya digunakan untuk kepentingan sosial dan upacara adat.
Ketidakadaan anjuang menandakan bahwa Suku Caniago menghindari simbol-simbol kemewahan atau perbedaan kasta dalam pemukiman mereka.
Rumah Gadang mereka adalah simbol kesederhanaan dan persamaan dalam masyarakat.
Menurut falsafah Caniago, perbedaan sosial hanya bisa dinilai dari seberapa besar tanggung jawab yang diemban oleh individu.
Hal ini menciptakan lingkungan sosial yang adil dan merata di antara anggota masyarakat.
Demokrasi dalam Pengambilan Keputusan
Suku Caniago juga menerapkan falsafah lain dalam pengambilan keputusan, yaitu "aia mambasuik dari bumi."
Artinya, suara yang paling penting didengarkan adalah suara yang berasal dari rakyat kecil atau suara dari bawah.
BACA JUGA:Sejarah Desa Rejodadi Banyuasin, Dari Dusun Talang Rejo Menuju Kejayaan dan Kemandirian
Ini mencerminkan prinsip bahwa keputusan yang diambil harus mencerminkan kepentingan dan aspirasi seluruh masyarakat.
Proses pengambilan keputusan dimulai dengan mendengarkan suara rakyat kecil, kemudian melalui musyawarah, sebuah kata mufakat dicapai.