Gempa yang disertai dengan bunyi gemuruh mengiringi letusan dan mengeluarkan debu vulkanik yang mengancam kehidupan sekitar.
BACA JUGA:Mitos dan Legenda Keindahan Pantai Selatan Indonesia! Ada Apa Disana?
Paling tidak, letusan ini tercatat telah terjadi sebanyak 42 kali.
Wilayah terdekat dengan sumber letusan, seperti Aia Batumbuak, menjadi paling terdampak, dengan hujan debu mencapai radius 5 km dan ketebalan debu di jalan mencapai 10 cm.
Di sisi selatan Gunung Talang, kawah baru terbentuk akibat letusan, yang mengeluarkan asap belerang dan hujan debu vulkanik.
Akibat ancaman ini, sekitar 27.000 penduduk harus dievakuasi dari wilayah itu.
BACA JUGA:Kembali Ke 1894! Inilah Jejak Sejarah & Kisah Mobil Pertama di Indonesia, Siapa yang Memilikinya?
Meskipun kerugian materiil dan kerusakan lingkungan merupakan dampak negatif dari letusan tersebut, langkah-langkah evakuasi yang cepat dan efisien telah membantu melindungi nyawa penduduk setempat.
Selain sebagai ancaman bagi penduduk sekitar, Gunung Talang juga menjadi daya tarik wisata alam yang menakjubkan.
Kawah yang menjadi Danau Talang menawarkan pemandangan yang memukau dengan airnya yang jernih dan lingkungan sekitar yang hijau.
Banyak pendaki gunung yang tertarik untuk menaklukkan puncak Gunung Talang demi menikmati pemandangan spektakuler ini.
Namun, para pendaki perlu waspada terhadap potensi letusan gunung ini dan harus mematuhi aturan-aturan keamanan yang berlaku.
Otoritas setempat juga terus memantau aktivitas gunung ini dengan cermat dan memberikan peringatan jika diperlukan.
Dalam rangka memitigasi ancaman yang ditimbulkan oleh Gunung Talang, pemerintah setempat perlu meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan letusan.
Ini termasuk pembangunan infrastruktur yang tahan gempa dan peringatan dini yang efisien.