Namun, seiring dengan perkembangan alam dan pasang-surut air laut, kawasan ini mulai berkembang menjadi sebuah wilayah yang dihuni oleh masyarakat yang majemuk.
Dari bantaran Sungai Musi hingga akhirnya berpindah ke Sungai Lilin, sekelompok masyarakat dari berbagai suku dan latar belakang kini tinggal bersama dalam harmoni.
Warisan dan Kearifan Budaya
Sungai Lilin juga menjadi saksi dari warisan budaya nenek moyang, termasuklah Yai Abdul Manab Bin Kliwon Mudin, yang merupakan tokoh terkemuka di masa lalu.
Masyarakatnya yang beragam suku dan kepercayaan, pada akhirnya bersatu di bawah bendera kebersamaan dalam membangun Sungai Lilin.
Makam Yai Abdul Manab Bin Kliwon Mudin di daerah Pinang Banjar menjadi bukti kehadiran sejarah yang tak terlupakan.
Pesan untuk Masa Depan
Melalui kisah Sungai Lilin, kita diajak untuk menghargai keberagaman budaya dan menumbuhkan semangat kebersamaan dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Dengan meneliti lebih jauh situs peninggalan dan kearifan lokal yang ada, kita dapat memastikan bahwa sejarah dan warisan kebijaksanaan masa lalu tetap hidup dan relevan untuk generasi mendatang.*