BACA JUGA:Inilah Musi Banyuasin, Kisah Demografi dan Keberagaman Etnis Penduduknya dari Tahun 2017-2022
Sejak saat itu, empat anak tersebut berdiam di lokasi tersebut dan kemudian terbagi menjadi empat karang: Karang Dahat, Karang Ayek, Karang Ulu, dan Karang Ileh.
Karang-karang ini adalah wilayah yang memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing dalam pengelolaan dan perkembangan kota Prabumulih.
Dari saat itulah, Prabumulih mulai berkembang menjadi kota yang kita kenal saat ini.
- Perubahan Nama Selama Zaman Penjajahan Jepang
Nama "Prabumulih" yang kita kenal saat ini ternyata mengalami perubahan sepanjang sejarah.
Selama zaman penjajahan Jepang, lidah mereka kesulitan mengucapkan "Pehabung Uleh."
Seiring berjalannya waktu, perubahan dalam penyebutan nama ini memengaruhi penamaan kota Prabumulih.
Seiring perubahan penyebutan, nama "Prabumulih" menjadi lebih umum dan dikenal di seluruh masyarakat.
Itu adalah titik awal dari pengenalan nama ini kepada dunia luar.
Meskipun asal nama Prabumulih terjalin dengan makna "Mendapat Keberuntungan," banyak yang masih salah kaprah tentang makna asal nama kota ini.
- Penegasan Makna Asal Nama
Senanjat menegaskan bahwa banyak orang muda dan warga Prabumulih yang salah kaprah mengenai asal nama kota ini, sering kali mengaitkannya dengan "Raja Pulang" atau bukit ketinggian.
BACA JUGA:Ini Lho 5 Makanan Khas Musi Banyuasin Enak dan Legit, Cobain Yuk!
Namun, ia dengan tegas menegaskan bahwa asal nama Prabumulih adalah lebih kepada "Dapat Keberuntungan."
Penjelasan ini memperjelas makna sebenarnya di balik nama Prabumulih dan memperkuat warisan budaya dan sejarah kota ini yang kaya.
Nama kota bukan hanya sekadar label; itu adalah cerminan dari identitas dan sejarah kota itu sendiri.
- Perkembangan Kota Prabumulih
Sejak awal pembentukan, kota Prabumulih terus berkembang.
Dengan empat anak puyang Tegeri yang mendirikannya dan pembagian wilayah menjadi empat karang, kota ini tumbuh dan berkembang menjadi komunitas yang kuat dan hidup.