Setelah mempertimbangkan banyak faktor, Dynzell memutuskan untuk mengambil keputusan ekstrem ini untuk memperkuat keyakinannya.
Pada bulan Desember 2022, Dynzell menjalani operasi pemanjangan kaki di Turki.
Selama operasi tersebut, kedua tulang kakinya dipatahkan dan dipasang suatu perangkat penahan di antara tulang yang patah. Selama masa pemulihan, perangkat tersebut secara perlahan diperpanjang setiap enam jam.
Dynzell harus menghadapi rasa sakit yang tak terhindarkan selama proses ini dan menghabiskan biaya sebesar Rp 1,1 miliar, belum termasuk biaya perawatan dan rehabilitasi pasca operasi.
Namun, Dynzell merasa bahwa semua rasa sakit dan biaya yang dia keluarkan sebanding dengan hasil akhir yang ia dapatkan.