Cak Diqin, yang lahir dengan nama Muhammad Shodiqin pada 15 April 1964, adalah sosok yang tak hanya dikenal melalui suara emasnya, tetapi juga melalui dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa terhadap musik campursari di Indonesia.
BACA JUGA:Penyanyi Senior Muchsin Alatas Meninggal! Titiek Sandhora Langsung Beri Klarifikasi, ini Katanya !
Ia menemukan cinta pada seni musik sejak dini dan dengan cepat mampu menaklukkan hati penikmat musik campursari.
Pada usia yang masih muda, Cak Diqin menemukan pasangan hidupnya, Nyimut Sri Lestari, dengan siapa ia membangun rumah tangga bahagia.
Dari pernikahan mereka, Cak Diqin dikaruniai empat anak, yaitu Muhammad Fajrul Khadafi, Muhammad Sunan Alit, Salsabila Hananti, dan Renik Nada Lokananta, yang turut merasakan kehilangan mendalam atas kepergian sang ayah.
Selain dikenal sebagai penyanyi, Cak Diqin juga mendapatkan pengakuan melalui sejumlah penghargaan, termasuk "Karya Produksi Terbaik Bidang Lagu Berbahasa Daerah" dari AMI Awards 2006 bersama Ami Ds.
BACA JUGA:Tangga Lagu, 5 Musik Indonesia Terpopuler di Periode November 2023 ini, Mari Kita Lihat !
Prestasinya semakin diperkuat dengan sejumlah rekor MURI yang berhasil diraihnya, seperti pentas campursari tanpa henti selama 33 jam, 33 menit, 33 detik pada tahun 2007.
Kepergian Cak Diqin juga meruntuhkan sejarah panjang di dunia campursari.
Sebagai ketua CCI (Campursari Cak Diqin Indonesia), mendiang maestro memimpin serangkaian acara tanpa henti demi melestarikan budaya campursari.
Salah satunya adalah rekor MURI untuk pentas campursari tanpa henti selama 90 jam, memperingati Hari Jadi Gunungkidul yang ke-185 pada tahun 2014.
BACA JUGA:Tangga Lagu, 5 Musik Indonesia Terpopuler di Periode November 2023 ini, Mari Kita Lihat !
Prestasi tersebut tak hanya mencerminkan keunggulan seni dan musik Cak Diqin, tetapi juga dedikasinya yang tak tergoyahkan terhadap keberlanjutan dan penyebaran seni campursari di tanah air.
Dalam setiap langkahnya, Cak Diqin selalu menyemangati generasi muda untuk mencintai dan memahami keindahan musik tradisional Indonesia.
Warisan untuk Generasi Selanjutnya
Meskipun meninggalkan dunia, warisan Cak Diqin akan terus hidup melalui karya-karyanya dan jejak-jejak inspirasinya.