Teksturnya yang lembut dan warnanya yang mencolok juga menambah daya tarik kuliner ini.
Namun, seperti setiap kelezatan, Ikan Salai juga memiliki kelemahan.
Meskipun upaya pengasapan diharapkan dapat menghambat pertumbuhan bakteri, risiko keberadaan bakteri tetap ada.
Selain itu, gizi dalam ikan dapat mengalami penurunan karena proses pembakaran yang berkepanjangan dan penyimpanan dalam beberapa minggu.
Oleh karena itu, kehadiran Ikan Salai tidak hanya menggoda lidah, tetapi juga memicu perdebatan seputar aspek kesehatannya.
Meskipun demikian, daya tarik Ikan Salai Sumatera Selatan terus berkembang.
Keunikan tradisi pengasapan yang diwariskan dari generasi ke generasi menambahkan nilai historis pada hidangan ini.
Dengan begitu banyak variasi menu, mulai dari sambal hingga bubur, Ikan Salai menjadi pilihan kuliner yang tak tergantikan di Palembang.
Dengan berkembangnya sektor pariwisata dan semakin terbukanya pintu Sumatera Selatan untuk dunia, Ikan Salai menjadi duta kuliner yang memikat selera global.
Wisatawan tak hanya terpesona oleh keindahan alam dan kearifan lokal, tetapi juga oleh aroma dan cita rasa unik yang disajikan oleh Ikan Salai Sumatera Selatan.*